My Blog

WeelCome To My Blog
sofyanhipan.blogspot.com

blog tempat berbagi informasi

silahkan menkopi-pase yang ada di blog ini
dengan catatan mancantumkan nama blog ini.

dan jangan lupa tinggalkan komentar anda... ok.(y)

Senin, 01 Desember 2014

Makalah Hakikat Belajar dan Pembelajaran

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seorang calon pendidik hanya dapat melaksanakan tugasnya dengan baik jika memperoleh jawaban yang jelas dan benar tentang apa sebenarnya yang dimaksud dengan pendidikan. Jawaban yang benar tentang pendidikan, diperoleh melalaui pemahaman terhadap unsur-unsurnya. Konsep dasar yang melandasinya, dan wujud pendidikan sebagai sistem.
Pendidikan seperti sifat sasarannya yaitu manusia, mengandung banyak aspek dan sifatnya sangat kompleks. Batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam dan kandungannya berbeda yang satu dari yang lain. Konsep dasar kemandirian membawa implikasi kepada konsep pembelajaran serta peranan pendidik.
Sebagaimana yang kita ketahui sekarang faktor yang sangat erat mendukung proses pendidikan adalah unsur dan sebagai komponen yang terorganisasi sesuai dengan sistem pembelajaran dan kegiatan belajar.
Tugas pengawas satuan pendidikan tidak hanya melakukan supervisi managerial kepala sekolah, namun juga membina guru melalui supervisi akademik. Dalam pembinaan guru tentu harus mengacu pada kompetensi guru, terutama kompetensi profesional berkaitan dengan proses pembelajaran. Sejalan dengan perkembangan teknologi serta teori-teori pembelajaran, maka guru pun dituntut mampu menguasai dan memilih strategi pembelajaran yang tepat, sehingga menjadikan siswa aktif, kreatif, dan belajar dalam suasana senang serta efektif.
Menghadapi tugas tersebut pengawas tentu harus menguasai strategi atau metode atau teknik pembelajaran yang up to date. Bila pengetahuan pengawas sudah ketinggalan, apalagi hanya mengandalkan pengalaman tanpa didukung teori-teori, maka pengawas tidak akan mendapatkan respon dari para guru yang dibinanya.
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian belajar ?
2. Apakah ciri-ciri belajar ?
3. Apakah tujuan belajar ?
4. Bagaimana hakikat pembelajaran yang efektif dan efesien menurut perspektif Islam serta secara universal ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian belajar.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri belajar.
3. Untuk mengetahui tujuan belajar.
4. Untuk mengetahui hakikat pembelajaran yang efektif dan efesiensi menurut perspektif Islam serta secara universal.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Belajar
Pegertian belajar menurut beberapa sumber, yaitu sebagai berikut: 1. Menurut James O. Whittaker ( Djamarah, Syaiful Bahri, 1999)
Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
2. Cronbach (Djamarah, Syaiful Bahri, 1999)
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku ataupun potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Cronbach di dalam bukunya Educational Psychology menyatakan bahwa:
”Learning is shown by a change in behavior as a result of experience (Cronbach, 1945)”. Belajar adalah suatu aktifitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Jadi menurut Cronbach, belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam mengalami itu peserta didik mempergunakan panca inderanya.
3. Howard L. Kingskey ( Djamarah, Syaiful Bahri, 1999)
Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.
4. Geoch ( Djamarah, Syaiful Bahri , 1999)
Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari latihan. 5. Drs. Slameto ( Djamarah, Syaiful Bahri , 1999)
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya. 6. Susanto (Djamarah, Syaiful Bahri, 1999)
Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur yaitu jiwa dan raga.
7. Irawan ( Djamarah, Syaiful Bahri, 1999)
Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu
3
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor. 8. Comam ( Djamarah, Syaiful Bahri, 1999)
Belajar adalah suatu proses perkembangan.
9. Kamin ( Djamarah, Syaiful Bahri, 1999)
Belajar adalah reoganisasi pengalaman.
10. R. Gagne ( Djamarah, Syaiful Bahri, 1999)
Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku.
11. Thorndike (Djiwandono, 2002)
Belajar adalah asosiasi antara kesan panca indra dengan impuls untuk bertindak. 12. J. B Watson ( Djiwandono, 2002)
Belajar adalah suatu proses dari konditioning reflect ( respons) melalui pergantian dari suatu stimulus kepada yang lain.
13. Thorndike ( Djiwandono, 2002)
Belajar adalah proses ‘stamping in’ ( diingat), forming, hubungan antara stimulus dan respon.
14. Herbart ( Swiss, 1994)
Belajar adalah suatu proses pengisian jiwa dengan pengetahuan dan pengalaman yang sebanyak-banyaknya dengan melalui hafalan.
15. Menurut spears ( www.google.com)
Learning is to observe, to read. To imited, to try something themselves, to listen, to follow direction, dimana pengalaman itu dapat diperoleh dengan mempergunakan panca indra.
16. Robert M. Gagne dalam buku: the conditioning of learning mengemukakan bahwa: Learning is change in human disposition or capacity, wich persists over a period time, and which is not simply ascribable to process a groeth. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan karena proses pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan
4
faktor dalam diri dan keduanya saling berinteraksi.
17. Lester D. Crow and Alice Crow (www.google.com)
Belajar adalah acuquisition of habits, knowledge and attitudes. Belajar adalah upaya-upaya untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap. 18. Hudgins Cs (www.google.com)
Belajar adalah suatu perubahan dalam tingkah laku, yang mengakibatkan adanya pengalaman.
19. Jung,1968 (www.google.com)
Belajar adalah proses dimana tingkah laku dari suatu organisme dimodifikasi oleh pengalaman.
20. Ngalim Purwanto, 1992( www.google.com)
Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku, yang terjadi sebagi hasil dari suatu latihan atau pengalman.
Dari bebrapa pengertian belajar dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan pengertian belajar adalah sebagai berikut:
Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah lakunya baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu.
Pendapat yang mengatakan bahwa belajar sebagai aktifitas yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, ternyata bukan berasal dari hasil renungan manusia semata. Ajaran agama sebagai pedoman hidup manusia juga menganjurkan manusia untuk selalu malakukan kegiatan belajar. Dalam Al-Qur’an, kata Al-Ilm dan turunannya berulang sebanyak 780 kali. Seperti yang termaktub dalam wahyu yang pertama turun kepada baginda Rasulullah SAW yakni Al-‘Alaq ayat 1-5. Ayat ini menjadi bukti bahwa Al-Qur’an memandang bahwa aktivitas belajar merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Kegiatan belajar dapat berupa menyampaikan, menelaah, mencari, dan mengkaji, serta meniliti.
Secara faktual, begitu pentingnya ilmu pengetahuan sehingga mewajibkan kepada umat dalam menuntut ilmu ( belajar), sebagaimana dijelaskan Rosulullah SAW dalam sabdanya :
5
Menuntut ilmu itu hukumnya wajib
تملسمو حلسم لآ ىاع تضيزم ملجلا بلط
Artinya : “menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan”(HR. Ibnu Abdil Bari)
نيصلابولو ماعلا بلطا
Artinya : “tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina”
Arti Penting Belajar menurut Al-Qur’an
1. Bahwa orang yang belajar akan mendapatkan ilmu yang dapat digunakan untuk memecahkan segala masalah yang dihadapinya di kehidupan dunia. 2. Manusia dapat mengetahui dan memahami apa yang dilakukannya karena Allah sangat membenci orang yang tidak memiliki pengetahuan akan apa yang dilakukannya karena setiap apa yang diperbuat akan dimintai pertanggungjawabannya.
3. Dengan ilmu yang dimilikinya, mampu mengangkat derajatnya di mata Allah. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimumulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diukur, yang dapat diamati adalah stimulus dan respon. Oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima pelajar (respon) harus dapat diamati ( Anonymous.2010.www.wordpress.com.Konsep Pembelajaran Islami).
2.2 Ciri-ciri Belajar
Belajar merupakan tindakan siswa yang kompleks. Yang hanya dialami oleh siswa itu sendiri.
6
Ciri-ciri Umum Belajar
Unsur- unsure
Belajar
Pelaku
Siswa yang bertindak belajar atau pembelajar
Tujuan
Memperoleh hasil belajar dan pengalaman hidup
Proses
Internal pada diri pembelajar
Tempat
Disembarang tempat
Lama waktu
Sepanjang hayat
Syarat terjadi
Motivasi belajar kuat
Ukuran keberhasilan
Dapat memecahkan masalah
Faedah
Mempertinggi martabat pribadi
Hasil
Hasil belajar sebagai dampak pengajaran dan pengiring
Belajar tidak hanya berkenaan dengan jumlah pengetahuan (kognitif) tetapi juga meliputi seluruh kemampuan individu.
1. Belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada diri individu. Perubahan tersebut tidak hanya pada aspek pengetahuan atau kognitif saja tetapi juga meliputi aspek sikap dan nilai (afektif) serta keterampilan (psikomotor).
2. Perubahan itu harus merupakan buah dari pengalaman. Artinya perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha. Perubahan perilaku yang terjadi pada diri individu karena adanya interaksi antara dirinya dengan lingkungan. Interaksi ini dapat berupa interaksi fisik. Misalnya, seorang anak akan mengetahui bahwa api itu panas setelah ia menyentuh api yang menyala pada lilin. Di samping melalui interaksi fisik, perubahan kemampuan tersebut dapat diperoleh melalui interaksi psikis. Contohnya, seorang anak akan berhati-hati menyeberang jalan setelah ia melihat ada orang yang tertabrak kendaraan. Perubahan kemampuan tersebut terbentuk karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Mengedipkan mata pada saat memandang cahaya yang menyilaukan atau keluar air liur pada saat mencium harumnya masakan bukan meruapakan hasil belajar. Di samping itu, perubahan prilaku karena faktor kematangan tidak termasuk belajar. Seorang anak tidak dapat belajar berbicara sampai cukup umurnya. Tetapi perkembangan
7
kemampuan berbicaranya sangat tergantung pada rangsangan dari lingkungan sekitar. Begitu juga dengan kemampuan belajar.
3. Perubahan tersebut relatif tetap atau dapat disimpan. Perubahan perilaku akibat obat-obatan, minuman keras, dan yang lainnya tidak dapat dikategorikan sebagai perilaku hasil belajar. Seorang atlet yang dapat melakukan lompat galah melebihi rekor orang lain karena minum obat tidak dapat dikategorikan sebagai hasil belajar. Perubahan tersebut tidak bersifat menetap. Perubahan perilaku akibat belajar akan bersifat cukup permanen (Udin S. Winataputra, dkk, 2008).
Tingkah laku yang dikategorikan sebagai aktivitas belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar. Suatu perilaku digolongkan sebagai aktivitas belajar apabila pelaku menyadari terjadinya perubahan tersebut atau merasakan adanya perubahan dalam dirinya.
2. Perubahan bersifat kontinyu dan fungsional. Perubahan yang terjadi berlangsung secara berkesinambungan dan tidak statis. Satu perubahan menyababkan perubahan selanjutnya yang akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya.
3. Perubahan bersifat positif dan aktif. Dikatakan positif apabila perilaku senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan bersifat aktif berarti bahwa perubahan tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha pelaku sendiri.
4. Perubahan bersifat permanen. Apa yang didapat tidak akan hilang begitu saja, melainkan akan terus dimiliki bahkan semakin berkembang kalau terus dipergunakan atau dilatih.
5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. Perubahan tingkah laku dalam belajar mensyaratkan adanya tujuan yang akan dicapai oleh pelaku belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.
8
6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.
2.3. Tujuan Belajar
Belajar merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah. Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua subjek, yaitu dari siswa dan dari guru. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai suatu proses. Siswa mengalami proses mental dan menghadapi bahan belajar. Bahan belajar tersebut berupa keadaan alam, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, dan bahan yang telah terhimpun dalam buku-buku pelajaran. Dari segi guru, proses belajar tersebut tampak sebagai perilaku belajar tentang suatu hal.
Belajar merupakan proses internal dan kompleks. Yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental yang meliputi ranah-ranah kognitif, efektif, dan psikomotorik. Proses belajar yang mengaktualisasikan ranah-ranah tersebut tertuju pada bahan belajar tertentu. Sebagai ilustrasi siswa kelas 3 SMP menggunakan ranah kognitif tingkat aplikasi dalam memecahkan soal matematika.
Dari segi guru, proses belajar tersebut dapat diamati secara tidak langsung. Artinya, proses belajar yang merupakan proses internal siswa tidak dapat diamati, tetapi dapat dipahami oleh guru. Proses belajar tersebut “tampak” lewat perilaku siswa mempelajari bahan belajar. Perilaku belajar tersebut tampak pada tindak-tindak belajar tentang matematika, kesusastraan, olahraga, kesenian, dan agama. Perilaku belajar tersebut merupakan respon siswa terhadap tindak mengajar dari guru. Perilaku belajar tersebut ada hubungannya dengan desain instruksional guru. Dalam desain instruksional, guru membuat tujuan instruksional khusus atau sasaran belajar (Sohari, Sahrani dkk.2008.Peran Pendidikan Agama Islam.Jakarta: Rajawali Press).
Dalam firman Allah SWT : “Allah niscaya mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan mereka yang berilmu pengetahuan bertingkat derajat dan Allah maha mengetahui terhadap apa yang kamu lakukan”.(Qs. Al-mujadalah : 11).
9
Artinya: ”Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
2.4 Hakekat Pembelajaran
a) Pengertian Pembelajaran
• Menurut Gagne, Briggs, dan wagner dalam Udin S. Winataputra (2008) pengertian pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.
• Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seseorang manusia serta dapat berlaku dimanapun dan kapanpun.
Pembelajaran mempunyai pengertian mirip dengan pengajaran, walaupun menpunyai konotasi yang berbeda. Dalam kontek pendidikan, guru mengajar 10
supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap(aspek efektif), serta ketrampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik Wasty Soemanto. 1987. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bina Aksara).
.
b) Istilah dalam Pembelajaran
Ada beberapa istilah pembelajaran, diantaranya adalah :
• Metode
Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi.
• Pendekatan (Approach)
Pendekatan merupakan titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber dari pendekatan tertentu. Misalnya pendekatan dalam pembelajaran yaitu pendidikan yang berpusat pada guru dan pendekatan yang berpusat pada siswa. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung, pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan pendekatan yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif.
• Teknik
Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Misalnya, cara yang harus dilakukan agar metode ceramah berjalan efektif dan efisien. Dengan demikian, sebelum seseorang melakukan proses ceramah sebaiknya memperhatikan
11
kondisi dan situasi. Misalnya, berceramah pada siang hari setelah makan siang dengan jumlah siswa yang banyak tentu saja akan berbeda jika ceramah itu dilakukan pada pagi dengan jumlah siswa yang terbatas.
• Taktik
Taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu. Taktik sifatnya lebih individual, walaupun dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah dalam situasi dan kondisi yang sama, sudah pasti mereka akan melakukannya secara berbeda, misalnya dalam taktik menggunakan ilustrasi atau menggunakan gaya bahasa agar materi yang disampaikan mudah dipahami.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu strategi pembelajaran yang diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang digunakan, sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran guru dapat menentukan teknik yang dianggapnya relevan dengan metode, dan penggunaan teknik itu setiap guru memiliki taktik yang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan yang lain (Djiwandono dan Siti Wuryani.2002.Psikologi Pendidikan.Jakarta:Grasindo).
.
c) Strategi Pembelajaran
Strategi belajar mengajar secara umum ini meliputi :
1) Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan perilaku pelajar
2) Menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan terhadap masalah belajar mengajar, memilih prosedur, metode dan teknik belajar mengajar
3) Norma dan kriteria keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
Strategi dapat diartikan sebagai garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dikaitkan dengan belajar mengajar strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru, murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menurut Newman Mogan strategi dasar setiap usaha meliputi 4 masalah, yaitu :
􀂾 Pengidentifikasian dan penetapan spesifikasi dan kualifikasi hasil
12
yang harus dicapai dan menjadi sasaran usaha tersebut dengan mempertimbangkan aspirasi masyarakat yang memerlukannya.
􀂾 Pertimbangan dan pemilihan pendekatan utamayang ampuh untuk mencapai sasaran.
􀂾 Pertimbangan dan penetapan langkah-langkah yang ditempuh sejak awal sampai akhir.
􀂾 Pertimbangan dan penetapan tolok ukur dan ukuran baku yang akan digunakan untuk menilai keberhasilan usaha yang dilakukan.
Kalau diterapkan dalam konteks pembelajaran, keempat strategi dasar tersebut bisa diterjemahkan menjadi : (1) mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku kepribadian peserta didik yang diharapkan; (2) memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat; (3) memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat, efektif, sehingga dapat dijadikan pegangan oleh para guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya; dan (4) menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria dan standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik untuk penyempurnaan sistem instrusional yang bersaangkutan secara keseluruhan.
Dari uraian di atas tergambar bahwa ada 4 masalah pokok yang sangat penting yang dapat dan harus dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar supaya sesuai dengan yang diharapkan.
Pertama, spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang diinginkan sebagai hasil belajar mengajar yang dilakukan. Dengan kata lain apa yang harus dijadikan sasaran dari kegiatan belajar mengajar tersebut. Sasaran ini harus dirumuskan secara jelas dan konkrit sehingga mudah dipahami oleh peserta didik. Perubahan perilaku dan kepribadian yang kita inginkan terjadi setalah siswa mengikuti suatu kegiatn belajar mengajar itu harus jelas, misalnya dari tidak bisa membaca berubah menjadi bisa.
Kedua, memilih cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif untuk mencapai sasaran. Bagaimana cara kita memandang suatu
13
persoalan, konsep, pengertian, dan teori apa yang kita gunakan dalan memecahkan suatu kasus akan mempengaruhi hasilnya. Suatu masalah yang dipelajari oleh dua orang dengan pendekatan berbeda akan menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang tidak sama. Norma-norma sosial seperti baik, benar, adil dll akan melahirkan kesimpulan yang berbeda bahkan mungkin bertentangan kalau dalam cara pendekatannya menggunakan berbagai disiplin ilmu. Pengertian-pengertian, konsep, dan teori ekonomi tentang baik, benar, adil, tidak sama menurut pengertian konsep dan teori antropologi. Juga tidak sama dengan yang menggunakan pendekatan agama. Begitu juga dengan pendekatan terhadap kegiatan belajar mengajar dalam pembelajaran.
Ketiga, memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik penyajian untuk memotivasi siswa agar mampu menerapkan pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah, berbeda dengan cara atau upaya siswa terdorong dan mampu berfikir bebas dan cukup keberanian untuk mengemukakan pendapatnya sendiri.
Keempat, menetapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan sehingga guru mempunyai pegangan yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai sampai sejauh mana keberhasilan tugas-tugas yang telah dilakukannya. Suatu program baru bisa diketahui keberhasilannya setelah dilakukan evaluasi. Sistem penilaian dalam kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu strategi yang tidak bisa dipisahkan dengan strategi dasar lainnya. Seorang siswa dapat dikategorikan sebagai siswa yang berhasil bisa dilihat dari berbagai segi. Dari kerajinannya mengikuti tatap muka dengan guru, perilaku sehari-hari di sekolah, hasil ulangan, hubungan sosial, kepemimpinan dll (Dimyati dan Mudjiono.2006.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta : Rineka cipta).
.
Konsep Strategi Belajar-Mengajar Yang Islami
Strategi Belajar-Mengajar Menurut Konsep Islami, pada dasarnya sebagai berikut:
1. Proses belajar mengajar dilandasi dengan kewajiban yang dikaitkan dengan niat ibadah kepada Allah.
Niat artinya menyengaja sesuatu dibarengi dengan mengerjakannya. Tempat
14
niat berada dalam hati, tetapi disunahkan diucapkan dengan lisan. Niat sangat berperan dalam memberi makna dan hukum bagi pelaksanaan perbuatan atau amal. Sebagaimana sabda Rosulullah SAW yang artinya segala perbuatan tergantung apa yang diniatkannya (HR.Bukhari dan Muslim) begitu pula firman Allah dalam Al-Qur’an yang artinya padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan ketaatan kepada-Nya dan menjalankannya dengan lurus (niat ikhlas) (Al-Bayyinah:5). Kewajiban seorang guru dalam menilai tujuan dan melaksanakan tugas mengajar karena semata-mata mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ada dua sudut pandang dalam melaksanakan tugas ini yaitu:
1. Sebagai tugas kekhalifahan
2. Melaksanakan ibadah kepada Allah untuk mencari keridhaan-Nya
3. Tugas mengajarkan dan mengamalkan ilmu dalam proses belajar mengajar adalah kewajiban guru, sedangkan peserta didik mempunyai kewajiban menuntut Ilmu.
2. Konsep strategi belajar mengajar memerlukan kreativitas baik metodologi maupun desain pembelajaran.
Kreatifitas adalah kemampuan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru.
Orang kreatif harus memiliki kebebasan berfikir dan bertindak. Guru merupakan salah seorang yang memiliki kebebasan tersebut yang berasal dari dirinya.
Guildford mengatakan kreatifitas merupakan kemampuan berfikir divergen atau kemampuan berfikir menjajaki bermacam-macam alternative jawaban terhadap persoalan yang sama benarnya. Dalam hal ini, Guildford menemukan faktor penting yang merupakan ciri dari berfikir kreatif adalah:
Fluency of thinking yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak ide yang dikeluarkan oleh seseorang secara cepat.
Flexibility yaitu kemampuan untuk memproduksi sejumlah ide, jawaban-jawaban, atau pertanyaan-pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dalam sudut pandang yang berbeda, mencari alternatif atau arah yang berbeda, dan mampu macam-macam pendekatan.
Elaboration yaitu kemampuan untuk mengembangkan gagasan-gagasan
15
Originality yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan yang biasa dan alami.
3. Mendidik dengan ketauladanan yang baik
Al-qur’an telah memberikan contoh manusia bagaimana meniru, misalnya kisah kabil yang dapat mengetahui bagaimana cara menguburkan mayat saudaranya kabil, yakni diajarkan oleh Allah melalui seekor gagak yang menggali-gali tanah. (Al-maidah:31).
Edi Suardi (1996) menyebutkan bahwa ketauladan itu ada dua macam:
1) Sengaja berbuat untuk berbuat agar ditiru oleh anak didik.
2) Berprilaku sesuai nilai dan norma yang akan ditanamkan pada anak didik.
Nabi Muhammad SAW sebagai pendidik agung dan sejati memberikan tauladan terhadap umat dalam kesempurnaan akhlak diantaranya sebagai berikut.
• Kejujuran
• Kecerdasan
• Dakwah
• Keteguhan hati dalam masalah ibadah
• Kedermawanan
• Kerendahan hati
• Pemaaf
4. Membutuhkan pembiasaan-pembiasaan untuk mencapai hasil yang maksimal
Dalam kehidupan sehari-hari pembiasan itu merupakan hal yang sangat penting karena kita banyak melihat orang yang bertingkah laku karena kebiasaan semata-mata. Tanpa hal itu, kita akan berjalan terasa lambat sekali. Sebab sebelum melakukan sesuatu, kita harus memikirkan terlebih dahulu apa yang harus dilakukan itu. Rosulullah sendiri telah memerintahkan kepada pendidik agar menyuruh anak-anak mereka untuk mengejarkan shalat ketika telah berumur 7 tahun. Rosulullah SAW bersabda “suruhlah anak-anak mu mengerjakan shalat ketika mereka berumur 7 tahun dan pukullah mereka jika enggan mengerjakannya setelah berumur 10 tahun dan memisahkan mereka ketika mereka tidur”.
5. Mengadakan evaluasi
Pupuh faturrahman dalam bukunya mengatakan bahwa tolak ukur keberhasilan atau evaluasi bukan hanya IQ saja yang menjadi ukuran, tetapi juga
16
harus menjadi ukuran adalah dalam bersikap dan berbuat atau istilah lainnya keberhasilan dalam emosi dan spiritual.
Edwin Wand dan Geraqlf W.Brown evaluasi merupakan suatu proses atau tindakan dalam untuk menentukan nilai dari sesuatu. Muhimin dan abdul mujib (1993) evaluasi merupakan proses penaksiran terhadap kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan anak didik dalam proses pendidikan.
Sedangkan Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa objek evaluasi yang bersifat rohan sekurang-kurangnya ada empat hal, yaitu kemampuan, sikap, keperibadian, dan intelegensi.
Umar bin khatab pernah berkata tentang evaluasi, evaluasilah dirimu sebelum dievaluasi oleh orang lain.
6. Dalam proses pembelajaran belajar-mengajar harus diawali dan diakhiri dengan do’a.
Dalam kehidupan ini, seseorang pasti memerlukan bantuan dari yang lainnya. Tidak ada seorang pun yang tidak memerlukan orang lain. Do’a merupakan penyejuk dan penawar hati yang duka, melepaskan belenggu derita yang dialami manusia dalam hidupnya. Berdo’a merupakan ibadah yang khas yang menghubungkan hati manusia dengan khaliknya yang harus dilakukan pada permulaan, pertengahan, atau sudah melaksanakan aktivitas kehidupannya. Islam menganjurkan bahkan mewajibkan kepada umat muslim untuk berdoa setiap saat dan kegiatan.
Anjuran tersebut terdapat pada Al-Qur’an dan sunnah rosul yang artinya ”Berdo’alah kepad-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang yang menyombongkan diri dari menyembahku akan masuk kedalam neraka jahannam dalam keadaan hina.”
Dan rosulullah SAW bersabda yang artinya: ”Doa itu senjata orang yang beriman dan tiangnya agama serta cahaya langit dan bumi.”
Doa merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Dengan doa ilmu yang diperoleh akan bermanfaat. Dan dengan doa pula, kita telah menunjukan sebentuk kesadaran bahwa segala sesuatu dibawah kuasanya sekaligus sebagai perwujudan rasa kepada Allah SWT. (Anonymous.2010.www.muslimheritage.com.Islam dan Belajar) 17
d) Tahapan Pokok Mengajar
Secara umum ada 3 pokok dalam mengajar yakni tahap permulaan (Prainstruksional), tahap pengajaran (instruksional), dan tahap penilaian dan tindak lanjut.
1. Tahap Prainstrusional
Tahap Prainstrusional adalah tahapan yang ditempuh guru pada saat ia memulai proses belajar dan mengajar. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam tahapan ini adalah :
􀂃 Guru menanyakan kehadiran siswa dan mencatat siapa yang tidak hadir. Kehadiran siswa dalam pengajaran dapat dijadikan tolok ukur kemampuan guru mengajar. Tidak selalu ketidakhadiran siswa dikarenakan sakit, malas, bolos, dll. Tetapi bisa juga karena cara mengajar guru tersebut tidak menyenangkan atau sikapnya yang tidak disukai siswa ataupun karena cara penilaiannya kurang adil. Serta guru tersebut suka memberi hukuman yang menimbulkan frustasi dll.
􀂃 Bertanya kepada siswa sampai dimana pembahasan sebelumnya. Dengan guru mengetahui ada tidaknya kebiasaan belajar siswa di rumah.
􀂃 Mengajukan pertanyaan kepada sisa tentang bahan pelajaran yang diberikan sebelumnya.
􀂃 Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan pelajaran yang belum dikuasai dari pengajaran yang telah disampaikan.
􀂃 Mengulang kembali bahan pelajaran yang lalu secara singkat tapi mencakup semuanya.
Tujuan tahapan ini adalah mengungkapkan kembali tanggapan siswa terhadap bahan yang telah diterimanya. Tahap ini seperti kegiatan pemanasan dalam olahraga.
2. Tahap Instruksional
Tahap ini adalah tahap pengajaran atau inti, yakni memberikan bahan pelajaran yang telah disusun guru sebelumnya. Secara umum dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
􀂃 Menjelaskan pada siswa tujuan pengajaran yang harus dicapai siswa.
􀂃 Menulis pokok materi.
18
􀂃 Membahas pokok materi.
􀂃 Pada setiap pokok materi yang dibahas sebaiknya diberikan contoh-contoh konkret. Demikian pula siswa harus diberikan pertanyaan atau tugas.
􀂃 Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas pembahasan setiap pokok materi yang diperlukan.
􀂃 Menyimpulkan hasil pembahasan dari pokok materi.
3. Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut
Tahap yang ketiga adalah tahap evaluasi atau penilaian dan tindak lanjut dalam kegiatan pembelajaran. Tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan darri tahapan kedua.
Ketiga tahap di atas merupakan satu rangkaian terpadu. Guru dituntut untuk mampu dan dapat mengatur waktu dan kegiatan secara fleksibel, sehingga ketiga rangkaian tersebut diterima oleh siswa secara utuh. Disinilah letak keprofesional dari seorang guru (Syah, Muhaibbin.2009.Psikologi Belajar. Jakarta : Rajawali Press).
19
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku ataupun potensi perilaku sebagai dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.
Ciri-ciri belajar yaitu yang memenuhi 9 unsur-unsur pokok yaitu ; Perilaku (Siswa yang bertindak belajar), Tujuan (Memperoleh hasil belajar dan pengalaman hidup), Proses (Internal pada diri pembelajar), Tempat (Sembarang tempat), Lama waktu (Sepanjang hayat), Syarat terjadi (Motivasi belajar kuat), ukuran keberhasilan (Dapat memecahkan masalah), Faedah (Mempertinggi martabat pribadi) hasil. ( Hasil belajar sebagai dampak pengajaran dan pengiring).
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan, kemahiran dan tabiat, serta Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Ada beberapa istilah pembelajaran, diantaranya adalah : Metode, Pendekatan, Teknik, Taktik,
Dari istilah-istilah di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu strategi pembelajaran yang diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang digunakan, sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran guru dapat menentukan teknik yang dianggapnya relevan dengan metode, dan penggunaan teknik itu setiap guru memiliki taktik yang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan yang lain.
3.2 Saran
Untuk membuat pendidikan ini berjalan lebih baik lagi, para siswa harus meningkatkan belajarnya dan aktif ketika pelajaran berlangsung. Dan bagi seorang guru harus menggunakan metode pengajaran yang lebih baik lagi, ketika pembelajaran berlangsung. Yang membuat siswa merasa senang di kelas dan menggugah selera siswa untuk lebih rajin dalam belajar baik dalam kelas maupun nanti ketika di rumah. Untuk itu cara pengajarannya pun harus yang menarik agar tidak membuat jenuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar