BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Belajar mengajar adalah suatu
kegiatan yang bernilai edukatif (pendidikan). Nilai edukatif mewarnai interaksi
yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif
dikarenakan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan
tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajarannya secara sistematis dengan
memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran. Pembelajaran dapat dikatakan sebagai
suatu system, karena pembelajaran adalah kegiatan yang bertujuan, yaitu
membelajarkan siswa. Proses pembelajaran itu merupakan rangkaian kegiatan
A.
Latar
belakang
yang melibatkan berbagai komponen, melalui pemahaman system, minimal setiap
guru akan memahami tentang tujuan pembelajaran atau hasil yang diharapkan,
proses kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan, pemanfaatan setiap komponen
dalam proses kegiatan untuk mencapai tujuan yang ingin di capai dan mengetahui
keberhasilan pencapaian tersebut. Melalui system perencanaan yang sistematis,
setiap guru dapat menggambarkan berbagai hambatan yang mungkin akan dihadapi
sehingga dapat menetukan berbagai strategi yang bisa dilakukan untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Maka perlu adanya strategi yang tepat agar proses
pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal.
B.
Tujuan
Harapan yang tidak pernah sirna dan
selalu guru tuntut adalah, bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru
dapat dikuasai oleh anak-anak secara tuntas. Ini merupakan masalah yang sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu
dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya,
tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan.
Paling sedikit ada 3 (tiga) aspek yang membedakan anak didik yang satu dengan
yang lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologis dan biologis. Ketiga aspek
tersebut diakui sebagai akar permasalahan yang melahirkan bervariasinya sikap
dan tingkah laku anak didik di sekolah.
Hal itu pula yang menjadi tugas yang
cukup berat bagi guru dalam mengelola kelas dengan baik, masalah lain yang juga
sering dirasakan guru adalah masalah pendekatan dan media sumber belajar. Untuk
itu, pengambilan metode yang tepat mempunyai andil yang cukup besar dalam
kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik,
akan ditentukan kerelevansian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan
tujuan. Itu berarti tujuan pembelajaran akan dapat tercapai dengan penggunaan
metode yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan yang terpatri di dalam
suatu tujuan.
C.
Rumusan Masalah
Dengan tercapainya tujuan
pembelajaran, maka dapat dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam mengajar.
Untuk mencapai semua itu maka guru harus memiliki dan mengetahui tentang
“Konsep Strategi Pembelajaran” yang mencakup
diantaranya :
a.
Pengertian strategi
belajar mengajar
b.
Klasifikasi strategi belajar mengajar
c.
Implementasi
belajar mengajar
d.
mengidentifikasikan
taksonomi variabel, dan
e.
membedakekan
metode, teknik dan pendekatan
Demikianlah beberapa permasalahan
yang diuraikan secara umum dan bisa dirasakan guru. Hal ini pula yang menjadi
latar belakang bagi penyusun untuk membuat makalah yang mengambil “KONSEP
STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MENGIDENTIFIKASI TAKSONOMI VARIABEL DAN MEMBEDAKAN
METODE, TEKNIK DAN PENDEKATAN”.
BAB II
KONSEP STRATEGI PEMBALAJARAN DAN MENGIDENTIFIKASI TAKSONOMI VARIABEL DAN PEMDEKATAN METODE, TEKNI, DAN PENDEKATAN
KONSEP STRATEGI PEMBALAJARAN DAN MENGIDENTIFIKASI TAKSONOMI VARIABEL DAN PEMDEKATAN METODE, TEKNI, DAN PENDEKATAN
A.
Konsep
Strategi Pembelajaran
1.
Strategi
pembelajaran
Secara umum strategi dapat diartikan
sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai
sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi
juga bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam
perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah di
gariskan.
Strategi pembelajaran menurut para
ahli:
a. Sudirdja
dan Siregar (2004:6)
Strategi
pembelajaran adalah upaya menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuan
pembelajaran dapat dipermudah pencapainya.
b. Miarso
(2004:530)
Strategi
pembelajaran adalah pendekatan yang menyeluruh dalam sebuah system pembelajran
dalam bentuk pedoman dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum
pembelajaran.
c. Kemp
(1995)
Strategi
pembelajran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan
siswa agar tujuan pembelajaran dapat di capai secara efektif dan efisien.
Ada dua hal yang patut kita cermati dari pengertian diatas. Pertama,
strategi pembelajaran merupakan rancangan tindakan (rangkaian kegiatan)
termasuk rancangan penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya /
kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu strategi baru sampai
pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Kedua,
strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya arah dari semua
keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian,
penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan
sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh
sebab itu, sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas,
yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam
implementasi suatu strategi. Tidak semua tujuan dapat dicapai hanya dengan satu
strategi saja.
1.
Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran
Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan onformasi dan kemampuan
baru. Ketika kita berpikir informasi dan kemampuan apa yang harus dimiliki oleh
siswa, maka pada saat itu juga kita semestinya berpikir strategi apa yang harus
dilakukan agar semua itu dapat tercapai secara efektif dan efesien. Ini sangat
penting untuk dipahami, sebab apa yang harus dicapai akan menentukan bagaimana
cara mencapainya. Oleh karena itu, sebelum menetukan strategi pembelajaran yang
dapat digunakan, ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan.
a.
Pertimbangan yang berubungan dengan tujuan yang ingin dicapai
b.
Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran
c.
Pertimbangan dari sudut siswa
d.
Pertimbangan-pertimbangan lainya
2.
Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran
dalam Konteks Standar Proses Pendidikan
Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip dalam bahasan ini adalah hal-hal yang
harus diperhatikan dalam menggunakan strategi pembelajaran. Prinsip umum
penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran
cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan. Setiap strategi
memiliki kekhasan sendiri-sendiri.
Prinsip-prinsip
umum penggunaan strategi pembelajaran sebagai berikut:
1.
Berorentasi pada tujuan
Dalam system pembelajaran tujuan merupakan komponen yang utama. Segala
aktifitas guru dan siswa, mestilah diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Ini sangat penting, sebab mengajar adalah proses yang bertujuan.
Oleh karenanya keberhasilan suatu strategi pembelajaran dapat ditentukan dari
keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.
2. Aktivitas
Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah
berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa.
Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas siswa, akan tetapi juga
meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental. Guru sering
lupa dengan hal ini. Banyak guru yang terkecoh oleh sikap sisw yang pura-pura
aktif padahal sebenarnya tidak.
3.
Individualitas
Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa. Walaupun kita
mengajar pada sekelompok siswa, namun pada hakikatnya yang ingin kita capai
adalah perubahan perilaku setiap siswa. Demikian juga halnya dengan guru,
dikatakan guaru yang baik dan professional manakalah ia menangani 50 orang
siswa, seluruhnya berhasil mencapai tujuan; dan sebaliknya, dikatakan guru yang
tidak baik atau tidak berhasil manakala ia menangani 50 orang siswa, 49 tidak
berhasil mencapai tujuan pembelajaran.
4.
Integritas
Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh pribadi siswa.
Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, akan tetapi juga
meliputi pengembangan aspek afektif dan aspek psikomotor. Oleh karena itu,
strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa
secara terintegrasi.
3.
Jenis-jenis Strategi Pembelajaran
a. Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang
menenakankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru
kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi
pelajaran secara optimal atau strategi ini dengan istilah strategi pembelajaran
langsung. Mengapa demikian? Karena dalam strategi ini materi pelajaran
disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi
itu. materi pelajaran seakan sudah jadi. Oleh karena strategi ekspositori lebih
menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan istilah strategi
“chalk and talk”.
-prinsip-
prinsip penggunaan strategi pembelajaran ekspositori:
a.
berorientasi pada tujuan
b. prinsip
komunikasi
c. prinsip
kesiapan
d. prinsip
berkelanjutan
- langkah
dalam penerapan strategi ekpositori:
1. persiapan
(preparation)
2. penyajian
(presentation)
3.
menghubungkan (correlation)
4.
menyimpulkan (generalization)
5. penerapan
(application)
- keunggulan
strategi ekspositori antara lain:
a. guru bisa
mengontrol urutan dan keluasaan materi pembelajaran, dengan demikian ia dapat
mengetahui sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
b. sangat
efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas,
sementara waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.
c. selain
siswa dapat mendengar melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi
pelajaran, juga sekaligus siswa melihat atau mengobservasi.
d. strategi
pembelajaran ini bias digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
- kelemahan
strategi ekspositori antara lain:
a. strategi
ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan
mendengar dan menyimak secara baik.
b. karena
strategi ini lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit mengembangkan
kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi.
c. gaya
komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah, maka
kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan materi pembelajaran akn sangat
terbatas.
b. Strategi pembelajaran inkuiri
Strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses
berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui Tanya jawab antara guru dan
siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang
berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan.
- Prinsip-
prinsip penggunaan strategi pembelajaran inkuiri:
a.
Berorientasi pada pengembangan intelektual
b. Prinsip
interaksi
c. Prinsip
bertanya
d. Prinsip
belajar untuk berpikir
e. Prinsip
keterbukaan
- Langkah
pelaksanaan strategi pembelajaran inkuiri:
a. Orientasi
b.
Merumuskan masalah
c.
Mengajukan hipotesis
d.
Mengumpulkan data
e. Menguji
hipotesis
f.
Merumuskan kesimpulan
- Keunggulan
strategi pembelajaran inkuiri:
a. Strategi
menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara
seimbang, sehingga pembelajaran lebih bermakna.
b. Dapat
memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
c. Dapat
melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.
- Kelemahan
strategi pembelajaran inkuiri:
a. Jika SPI
digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan
dan keberhasilan siswa.
b. Stretegi
ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan
kebiasaan siswa dalam belajar.
c.
Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang
sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
c. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)
SPBM dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyelesaian maslaah yang dihadapi secara ilmiah.
Sistematis artinya berfikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu,
sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah di dasarkan pada data dan
fakta yang jelas.
- Keunggulan
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM):
a. Pemecahan
masalah (problem solving) merupakan tekhnik yang cukup bagus untuk lebih
memahami isi pembelajaran.
b. Pemecahan
masalah (problem Solving) dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan
kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
c. Pemecahan
masalah (problem solving) dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
- Kelemahan
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM):
a. Manakala
siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang
dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk
mencoba.
b.
Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup
waktu untuk persiapan.
c. Tanpa
pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang
dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
d. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB)
Dalam SPPKB, materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa.
Akan tetapi, siswa di bombing untuk menemukan sendiri konsep yang harus
dikuasai melalui proses dialogis yang terus-menerus dengan memanfaatkan
pengalaman siswa. Walaupun tujuan SPPKB sama dengan strategi pembelajaran
inkuiri (SPI), yaitu agar siswa dapat mencari dan menemukan materi pelajaran
sendiri, akan tatapi keduanya memiliki perbedaan yang mendasar. Perbedaan
tersebut terletak pada pola pembelajarannya yang digunakan. Dalam pola
pembelajaran SPPKB, guru memanfaatkan pengalaman siswa sebagai titik tolak
berfikir, bukan teka-teki yang harus di cari jawabannya seperti dalam pola
inkuiri.
e. Strategi Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan berlajar yang
dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah di rumuskan. Ada empat unsur penting dalam SPK, yaitu:
(1) adanya peserta dalam kelompok, (2) adanya aturan kelompok, (3) adanya upaya
belajar setiap anggota kelompok dan (4) adanya tujuan yang harus dicapai.
Uturan
kelompok adalah segala sesuatu yang menjadi kesepakatan semua pihak yang
terlibat, baik siswa sebagai peserta didik, maupun siswa sebagai anggota
kelompok.
- Keunggulan
SPK
a. Melalui
SPK siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah
kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai
sumber, dan belajar dari siswa yang lain.
b. SPK dapat
mengembangkan kemampuan mengungkapkan idea tau gagasan dengan kata-kata secara
verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
c. SPK dapat
membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala
keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
d. SPK dapat
membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam
belajar.
- Kelemahan
SPK
a. Untuk
memahami dan mengerti filosof SPK memang butuh waktu. Sangat tidak rasional
kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan memahami
filsafat cooperative learning.
b. Ciri
utama dari SPK adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika
tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung
dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya
dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa.
c. Penilaian
yang diberikan dalam SPK didasarkan kepada hasil kerja kelompok.
f. Strategi Pembelajaran
Kontekstual (CTL)
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah salah satu strategi
pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh
untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan
situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya
dalam kehidupan mereka. Dari konsep tersebut ada tiga hal yang kita pahami
yaitu sebagai berikut ini
- Pertama,
CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi,
artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara
langsung.
- Kedua,
CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang
dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk
dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan
kehidupan nyata.
- Ketiga,
CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan, artinya CTL
bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya,
akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya
dalam kehidupan sehari-hari.
g. Strategi
Pembelajaran Afektif
Nilai adalah suatu konsep yang berada dalam pikiran manusia yang sifatnya
tersembunyi, tidak berada di dalam dunia yang empiris. Nilai berhubungan dengan
pandangan seseorang tentang baik dan buruk, indah dan tidak indah, layak dan
tidak layak, adil dan tidak adil ,dan lain sebagainya.
Pandangan seseorang tentang semua itu tidak bisa diraba, kita hanya mungkin
dapat mengetahuinya dari perilaku yang bersangkutan. Oleh karena itu, nilai
pada dasarnya standar perilaku, ukuran yang menentukan atau kriteria seseorang
tentang baik dan buruk, baik dan buruk, layak dan tidak layak sehingga standar
itu yang akan mewarnai perilaku seseorang. Dengan demikian, pendidikan nilai
pada dasarnya proses penanaman nilai kepada peserta didik yang diharapkan yang
dianggapnya baik dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku.
B. Taksonomi variabel pembalajaran
Banyak upaya yang dilakukan ilmuwan
pembelajaran dalam mengklasifikasikan variabel dalam pembelajaran, namun
klasifikasi yang nampak lebih rinci dan memadai sebagai landasan pengembangan
suatu teori pembelajaran seperti yang dikemukan Regeluth, dkk (1977).
Klasifikasi variabel-variabel pembelajaran ini dimodifikasi menjadi 3, yaitu:
1. Kondisi Pembelajaran
2. Metode Pembelajaran
3. Hasil Pembelajaran.
1. Kondisi Pembelajaran
Variabel yang termasuk ke dalam
kondisi pembelajaran, yaitu variable variabel yang mempengaruhi penggunaan
variabel metode. Oleh karena perhatian kita adalah untuk mempreskripsikan
metode pembelajaran, maka variabel kondisi haruslah yang berinteraksi dengan
metode dan sekaligus berada di luar kontrol perancang pembelajaran. Maksud yang
terpenting dari bahasan ini adalah mengidentifikasi variabel-vriabel kondisi
pembelajaran yang memiliki pengaruh utama pada ketiga variabel metode. Atas
dasar ini, Regeluth dan Merrill (1979) memandang perlu mengelompokkan variabel
kondisi pembelajaran menjadi 3 kelompok yaitu:
a.
Tujuan dan karakteristik bidang
studi
Pernyataan tentang hasil pembelajaran apa yang
diharapkan. Tujuan ini bisa sangat umum, sangat khusus atau dimana saja dalam
kontinum umum ke khusus.Karakteristik bidang studi adalah aspek-aspek suatu
bidang studi yang dapat memberikan landasan yang berguna sekali dalam
mempreskripsikan strategi pembelajaran.
b.
Kendala dan karakteristik bidang
studi dan
Adalah keterbatasan sumber-sumber, seperti watu, media, personalia, dan uang.
Karakteristik peserta didik adalah aspek-aspek atau kualitas peserta didik,
seperti bakat, motivasi, dan hasil belajar yang telah dimilikinya.
c.
Karakteristik peserta didik .
Adalah
dihipotesiskan memiliki pengaruh utama pada pemilihan strategi pengorganisasian
pembelajaran, kendala dan karakteristik bidang studi pada pemilihan strategi
penyampaian, dan karakteristik siswa pada pemilihan strategi pengelolaan
pembelajaran. Bagaimanapun juga, pada tingkat tertentu, mungkin sekali suatu
variabel kondisi akan mempengaruhi setiap variabel metode misalnya,
karakteristik peserta didik bisa mempengaruhi pemilihan strategi
pengorganisasian dan pemilihan strategi penyampaian, di samping pengaruh
utamaya pada strategi pengelolaan pembelajaran.
2. Metode Pembelajaran
Variabel metode pembelajaran
diklasifikasikan lebih lanjut menjadi 3 jenis yaitu:
b. Strategi penyampaian (Delivery strategy)
c. Strategi pengelolaan (management strategy).
Organizational srategy adalah metode untuk mengorganissi isi bidang studi yang
telah dipilih untuk pembelajaran. Mengorganisasi mengacu pada suatu tindakan
seperti pemilihan isi, penataan isi, pembuatan diagram, format, dll. yang setingkat
dengan itu.
Delivery strategy adalah metode untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada
peserta didik dan atau menerima serta merespon masukan yang berasal dari
peserta didik. Sumber belajar merupakan bidang kajian utama dari strategi ini.
Management strategy adalah metode untuk menata interaksi antara peserta didik
dan variabel metode pembelajaran yang lain. Variabel strategi pengorganisasian
dan penyampaian isi pembelajaran. Strategi pengorganisasian pebelajaran
dibedakan menjadi strategi pengorganisasian pada tingkat makro dan mikro.
3. Hasil Pembelajaran
Pada tingkat yang amat umum sekali,
hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:
a. Keefektifan (effectiveneess). Diukur dengan
tingkat pencapaian si-belajar. Ada 4 aspek penting yang dapat dipakai untuk
mempreskripsikan keefektifan pembelajaran yaitu:
1) kecermatan penguasaan perilaku yang dipelajari atau sering
disebut tingkat kesalahan
2) kecepatan unjuk kerja
3) tingkat alih belajar
4) tingkat retensi dari apa yang dipelajari.
b. Efisiensi (efficiency). Diukur dengan rasio antara keefektifan dan
jumlah waktu yang dipakai si-belajar dan/atau jumlah biaya pembelajaran yang digunakan.
c. Daya
Tarik
Pembelajaran. Diukur dengan mengamati
kecenderungan si-belajar untuk tetap/terus belajar. Daya tarik pembelajaran
erat kaitannya dengan daya tarik bidang studi, dimana kualitas pembelajaran
biasanya akan mempengaruhi keduanya. Itulah sebabnya pengukuran kecenderungan
si belajar untuk terus dan atau tidak terus belajar dapat dikaitkan dengan
proses pembelajaran itu sendiri atau dengan bidang studi.
C.
Perbedaan Metode, Teknik, Pendekatan.
Pendekatan pembelajaran, strategi
pembelajaran, metode pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran termasuk komponen proses pembelajaran yang kemudian
disatukan ke dalam sebuah model yang sering dinamakan dengan Model
Pembelajaran.
Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya
digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi
merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan
metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008).
Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat
beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan
strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi;
(4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8)
debat, (9) simposium, dan sebagainya.
Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran.
Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara
yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara
spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa
yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis
akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya
terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik
yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang
siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik
meskipun dalam koridor metode yang sama.
Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan
metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan,
terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan
sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu
cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of
humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor,
tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat
menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau
kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe
kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan
menjadi sebuah ilmu sekaligus juga seni (kiat).
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang
kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis
pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat
pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran
yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik
pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah
apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model
pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran.
Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi
Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok
model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan
(4) model modifikasi tingkah laku.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Belajar
mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif (pendidikan). Karena itu,
guna sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar harus mempunyai suatu konsep
strategi belajar mengajar, yang mana hal itu meliputi pengertian tentang
strategi belajar mengajar, klasifikasi strategi belajar mengajar dan
implementasi belajar mengajar.
Ada empat strategi dalam belajar mengajar, yaitu:
Ada empat strategi dalam belajar mengajar, yaitu:
1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi
serta kualifikasi tingkah laku anak didik 2. Memilih sistem pendekatan belajar
yang tepat
3.
Menetapkan prosedur, metode dan teknik yang tepat, dan
4.
Menetapkan norma, batas minimal dan kriteria penilaian terhadap anak didik
Klasifikasi
strategi belajar mengajar terbagi atas :
1. Konsep dasar
strategi belajar mengajar
2. Sasaran
kegiatan belajar mengajar
3. Belajar
mengajar sebagai suatu sistem
4. Hakikat
proses belajar mengajar
5. Entering
behavior siswa
6. Pola-pola
belajar siswa terbagi atas :
a. Belajar
tipe 1 : Signal Learning (Belajar Isyarat)
b. Belajar
tipe 2 : Stimulus-Respons Learning (Belajar Stimulus-respons)
c. Belajar
tipe 3 : Chaining (Rantai atau rangkaian)
d. Belajar
tipe 4 : Verbal Association (Asosiasi Verbal)
e. Belajar
tipe 5 : Discrimination Learning (Belajar Diskriminasi)
f. Belajar
tipe 6 : Concept Learning (Belajar Konsep)
g. Belajar
tipe 7 : Rule Learning (Belajar Aturan)
h. Belajar
tipe 8 : Problem Solving (Pemecahan Masalah)
Kemudian pembagian klasifikasi
strategi sistem belajar yaitu, yang ke 7 (tujuh) memilih sistem belajar, pada
bagian ini terdapat beberapa sistem belajar yang akhir-akhir ini dianggap
menarik, yaitu :
a. Enquiry-Discovery Learning
b. Ekspository Learning
c. Mastery Learning
d. Humanistic Education, dan
e. Pengorganisasian Kelompok Belajar
Salah satu faktor yang mendukung kondisi belajar di
dalam suatu kelas adalah job description proses belajar mengajar yang berisi
serangkaian pengertian peristiwa belajar yang dilakukan oleh kelompok-kelompok
siswa. Sehubungan dengan hal ini, job deskription guru dalam implementasi
proses belajar mengajar adalah :
1. Perencanaan instruksional
1. Perencanaan instruksional
2. Organisasi belajar
3. Menggerakkan semangat siswa untuk belajar
4. Melakukan supervisi dan pengawasan terhadap siswa, dan
5. Melakukan penelitian demi kepentingan evaluasi pendidikan
Upaya-upaya tersebut diatas harus
disesuaiakan keadaan komponennya, komponen yang dimaksud adalah :
a. Merencanakan
b. Mengorganisasi
c. Mengkoordinasikan, dan
d. Mengawasi
Demikianlah ringkasan pembahasan
masalah konsep strategi belajar mengajar yang meliputi tentang pengertian
strategi belajar mengajar, klasifikasi strategi belajar mengajar dan
implementasi belajar mengajar.
Banyak upaya yang dilakukan ilmuwan
pembelajaran dalam mengklasifikasikan variabel dalam pembelajaran, namun
klasifikasi yang nampak lebih rinci dan memadai sebagai landasan pengembangan
suatu teori pembelajaran seperti yang dikemukan Regeluth, dkk (1977).
Klasifikasi variabel-variabel pembelajaran ini dimodifikasi menjadi 3, yaitu:
1. Kondisi
Pembelajaran
2. Metode
Pembelajarans
3. Hasil
Pembelajaran.
Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan
untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu.
Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving
something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something”
(Wina Senjaya (2008). Jadi, metode pembelajaran dapat
diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikanrencana yang
sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan,
dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari
pendekatannya.
B.
Saran
Demikianlah
ringkasan pembahasan masalah konsep strategi belajar mengajar yang meliputi
tentang Konsep strategi pembelajaran den mengidentifikasikan taksonomi variabel
dan membedakan metode, tekni, dan pendekatan pembelajaran.
Jika makalah
ini terdapat kata – kata yang tak di pahami ataupun pengetikan kalimatnya salah
kami sebagai penyusun memohon maaf yang sebesar – besarnya.
Semoga
makalah ini berguna dan menjadi pedoman khususnya bagi kami sebagai penyusun
makalah, dan umumnya bagi kita semua yang membacanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar