My Blog

WeelCome To My Blog
sofyanhipan.blogspot.com

blog tempat berbagi informasi

silahkan menkopi-pase yang ada di blog ini
dengan catatan mancantumkan nama blog ini.

dan jangan lupa tinggalkan komentar anda... ok.(y)

Senin, 08 Juli 2013

Makalah KONSEP STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MENGIDENTIFIKASI TAKSONOMI VARIABEL DAN MEMBEDAKAN METODE, TEKNIIK, DAN PENDEKATAN

BAB I
PENDAHULUAN
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif (pendidikan). Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran. Pembelajaran dapat dikatakan sebagai suatu system, karena pembelajaran adalah kegiatan yang bertujuan, yaitu membelajarkan siswa. Proses pembelajaran itu merupakan rangkaian kegiatan
A.            Latar belakang
yang melibatkan berbagai komponen, melalui pemahaman system, minimal setiap guru akan memahami tentang tujuan pembelajaran atau hasil yang diharapkan, proses kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan, pemanfaatan setiap komponen dalam proses kegiatan untuk mencapai tujuan yang ingin di capai dan mengetahui keberhasilan pencapaian tersebut. Melalui system perencanaan yang sistematis, setiap guru dapat menggambarkan berbagai hambatan yang mungkin akan dihadapi sehingga dapat menetukan berbagai strategi yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Maka perlu adanya strategi yang tepat agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal.

B.            Tujuan
Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah, bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak-anak secara tuntas. Ini merupakan masalah yang sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan. Paling sedikit ada 3 (tiga) aspek yang membedakan anak didik yang satu dengan yang lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologis dan biologis. Ketiga aspek tersebut diakui sebagai akar permasalahan yang melahirkan bervariasinya sikap dan tingkah laku anak didik di sekolah.
Hal itu pula yang menjadi tugas yang cukup berat bagi guru dalam mengelola kelas dengan baik, masalah lain yang juga sering dirasakan guru adalah masalah pendekatan dan media sumber belajar. Untuk itu, pengambilan metode yang tepat mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik, akan ditentukan kerelevansian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan tujuan. Itu berarti tujuan pembelajaran akan dapat tercapai dengan penggunaan metode yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan yang terpatri di dalam suatu tujuan.

C.            Rumusan Masalah
Dengan tercapainya tujuan pembelajaran, maka dapat dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam mengajar. Untuk mencapai semua itu maka guru harus memiliki dan mengetahui tentang “Konsep Strategi Pembelajaran” yang mencakup diantaranya :
a.              Pengertian strategi belajar mengajar
b.              Klasifikasi strategi belajar mengajar
c.              Implementasi belajar mengajar
d.             mengidentifikasikan taksonomi variabel, dan
e.              membedakekan metode, teknik dan pendekatan
Demikianlah beberapa permasalahan yang diuraikan secara umum dan bisa dirasakan guru. Hal ini pula yang menjadi latar belakang bagi penyusun untuk membuat makalah yang mengambil “KONSEP STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MENGIDENTIFIKASI TAKSONOMI VARIABEL DAN MEMBEDAKAN METODE, TEKNIK DAN PENDEKATAN”.












BAB II
KONSEP STRATEGI PEMBALAJARAN DAN MENGIDENTIFIKASI TAKSONOMI VARIA
BEL DAN PEMDEKATAN METODE, TEKNI, DAN PENDEKATAN
A.            Konsep Strategi Pembelajaran
1.             Strategi pembelajaran
Secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi juga bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah di gariskan.
Strategi pembelajaran menurut para ahli:
a. Sudirdja dan Siregar (2004:6)
Strategi pembelajaran adalah upaya menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuan pembelajaran dapat dipermudah pencapainya.

b. Miarso (2004:530)
Strategi pembelajaran adalah pendekatan yang menyeluruh dalam sebuah system pembelajran dalam bentuk pedoman dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran.

c. Kemp (1995)
Strategi pembelajran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat di capai secara efektif dan efisien.
Ada dua hal yang patut kita cermati dari pengertian diatas. Pertama, strategi pembelajaran merupakan rancangan tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk rancangan penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya / kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan.  Oleh sebab itu, sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas, yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu strategi. Tidak semua tujuan dapat dicapai hanya dengan satu strategi saja. 

1.       Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran
Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan onformasi dan kemampuan baru. Ketika kita berpikir informasi dan kemampuan apa yang harus dimiliki oleh siswa, maka pada saat itu juga kita semestinya berpikir strategi apa yang harus dilakukan agar semua itu dapat tercapai secara efektif dan efesien. Ini sangat penting untuk dipahami, sebab apa yang harus dicapai akan menentukan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu, sebelum menetukan strategi pembelajaran yang dapat digunakan, ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan.
a. Pertimbangan yang berubungan dengan tujuan yang ingin dicapai
b. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran
c. Pertimbangan dari sudut siswa
d. Pertimbangan-pertimbangan lainya

2.       Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran dalam Konteks Standar Proses Pendidikan
Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip dalam bahasan ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan strategi pembelajaran. Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan. Setiap strategi memiliki kekhasan sendiri-sendiri.
Prinsip-prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran sebagai berikut:
1. Berorentasi pada tujuan
Dalam system pembelajaran tujuan merupakan komponen yang utama. Segala aktifitas guru dan siswa, mestilah diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Ini sangat penting, sebab mengajar adalah proses yang bertujuan. Oleh karenanya keberhasilan suatu strategi pembelajaran dapat ditentukan dari keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.

2. Aktivitas
Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas siswa, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental. Guru sering lupa dengan hal ini. Banyak guru yang terkecoh oleh sikap sisw yang pura-pura aktif padahal sebenarnya tidak.

3. Individualitas
Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa. Walaupun kita mengajar pada sekelompok siswa, namun pada hakikatnya yang ingin kita capai adalah perubahan perilaku setiap siswa. Demikian juga halnya dengan guru, dikatakan guaru yang baik dan professional manakalah ia menangani 50 orang siswa, seluruhnya berhasil mencapai tujuan; dan sebaliknya, dikatakan guru yang tidak baik atau tidak berhasil manakala ia menangani 50 orang siswa, 49 tidak berhasil mencapai tujuan pembelajaran.

4. Integritas
Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh pribadi siswa. Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, akan tetapi juga meliputi pengembangan aspek afektif dan aspek psikomotor. Oleh karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa secara terintegrasi.

3.       Jenis-jenis Strategi Pembelajaran
a. Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menenakankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal atau strategi ini dengan istilah strategi pembelajaran langsung. Mengapa demikian? Karena dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. materi pelajaran seakan sudah jadi. Oleh karena strategi ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan istilah strategi “chalk and talk”.
-prinsip- prinsip penggunaan strategi pembelajaran ekspositori:
a. berorientasi pada tujuan
b. prinsip komunikasi
c. prinsip kesiapan
d. prinsip berkelanjutan
- langkah dalam penerapan strategi ekpositori:
1. persiapan (preparation)
2. penyajian (presentation)
3. menghubungkan (correlation)
4. menyimpulkan (generalization)
5. penerapan (application)
- keunggulan strategi ekspositori antara lain:
a. guru bisa mengontrol urutan dan keluasaan materi pembelajaran, dengan demikian ia dapat mengetahui sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
b. sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.
c. selain siswa dapat mendengar melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa melihat atau mengobservasi.
d. strategi pembelajaran ini bias digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
- kelemahan strategi ekspositori antara lain:
a. strategi ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik.
b. karena strategi ini lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi.
c. gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah, maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan materi pembelajaran akn sangat terbatas.

b. Strategi pembelajaran inkuiri
Strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui Tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan.
- Prinsip- prinsip penggunaan strategi pembelajaran inkuiri:
a. Berorientasi pada pengembangan intelektual
b. Prinsip interaksi
c. Prinsip bertanya
d. Prinsip belajar untuk berpikir
e. Prinsip keterbukaan
- Langkah pelaksanaan strategi pembelajaran inkuiri:
a. Orientasi
b. Merumuskan masalah
c. Mengajukan hipotesis
d. Mengumpulkan data
e. Menguji hipotesis
f. Merumuskan kesimpulan
- Keunggulan strategi pembelajaran inkuiri:
a. Strategi menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran lebih bermakna.
b. Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
c. Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.
- Kelemahan strategi pembelajaran inkuiri:
a. Jika SPI digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
b. Stretegi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
c. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
c. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)
SPBM dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian maslaah yang dihadapi secara ilmiah. Sistematis artinya berfikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah di dasarkan pada data dan fakta yang jelas.
- Keunggulan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM):
a. Pemecahan masalah (problem solving) merupakan tekhnik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pembelajaran.
b. Pemecahan masalah (problem Solving) dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
c. Pemecahan masalah (problem solving) dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
- Kelemahan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM):
a. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
b. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
d. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB)
Dalam SPPKB, materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa. Akan tetapi, siswa di bombing untuk menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus-menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa. Walaupun tujuan SPPKB sama dengan strategi pembelajaran inkuiri (SPI), yaitu agar siswa dapat mencari dan menemukan materi pelajaran sendiri, akan tatapi keduanya memiliki perbedaan yang mendasar. Perbedaan tersebut terletak pada pola pembelajarannya yang digunakan. Dalam pola pembelajaran SPPKB, guru memanfaatkan pengalaman siswa sebagai titik tolak berfikir, bukan teka-teki yang harus di cari jawabannya seperti dalam pola inkuiri.
e. Strategi Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan berlajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah di rumuskan. Ada empat unsur penting dalam SPK, yaitu: (1) adanya peserta dalam kelompok, (2) adanya aturan kelompok, (3) adanya upaya belajar setiap anggota kelompok dan (4) adanya tujuan yang harus dicapai.
Uturan kelompok adalah segala sesuatu yang menjadi kesepakatan semua pihak yang terlibat, baik siswa sebagai peserta didik, maupun siswa sebagai anggota kelompok.
- Keunggulan SPK
a. Melalui SPK siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.
b. SPK dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan idea tau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
c. SPK dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
d. SPK dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
- Kelemahan SPK
a. Untuk memahami dan mengerti filosof SPK memang butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan memahami filsafat cooperative learning.
b. Ciri utama dari SPK adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa.
c. Penilaian yang diberikan dalam SPK didasarkan kepada hasil kerja kelompok.

f. Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL)
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah salah satu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Dari konsep tersebut ada tiga hal yang kita pahami yaitu sebagai berikut ini
  • Pertama, CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung.
  • Kedua, CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata.
  • Ketiga, CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan, artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
g. Strategi Pembelajaran Afektif
Nilai adalah suatu konsep yang berada dalam pikiran manusia yang sifatnya tersembunyi, tidak berada di dalam dunia yang empiris. Nilai berhubungan dengan pandangan seseorang tentang baik dan buruk, indah dan tidak indah, layak dan tidak layak, adil dan tidak adil ,dan lain sebagainya.
Pandangan seseorang tentang semua itu tidak bisa diraba, kita hanya mungkin dapat mengetahuinya dari perilaku yang bersangkutan. Oleh karena itu, nilai pada dasarnya standar perilaku, ukuran yang menentukan atau kriteria seseorang tentang baik dan buruk, baik dan buruk, layak dan tidak layak sehingga standar itu yang akan mewarnai perilaku seseorang. Dengan demikian, pendidikan nilai pada dasarnya proses penanaman nilai kepada peserta didik yang diharapkan yang dianggapnya baik dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku.

B. Taksonomi variabel pembalajaran
Banyak upaya yang dilakukan ilmuwan pembelajaran dalam mengklasifikasikan variabel dalam pembelajaran, namun klasifikasi yang nampak lebih rinci dan memadai sebagai landasan pengembangan suatu teori pembelajaran seperti yang dikemukan Regeluth, dkk (1977). Klasifikasi variabel-variabel pembelajaran ini dimodifikasi menjadi 3, yaitu:
1.  Kondisi Pembelajaran
2.  Metode Pembelajaran
3.  Hasil Pembelajaran.
1.     Kondisi Pembelajaran
Variabel yang termasuk ke dalam kondisi pembelajaran, yaitu variable variabel yang mempengaruhi penggunaan variabel metode. Oleh karena perhatian kita adalah untuk mempreskripsikan metode pembelajaran, maka variabel kondisi haruslah yang berinteraksi dengan metode dan sekaligus berada di luar kontrol perancang pembelajaran. Maksud yang terpenting dari bahasan ini adalah mengidentifikasi variabel-vriabel kondisi pembelajaran yang memiliki pengaruh utama pada ketiga variabel metode. Atas dasar ini, Regeluth dan Merrill (1979) memandang perlu mengelompokkan variabel kondisi pembelajaran menjadi 3 kelompok yaitu:
a.  Tujuan dan karakteristik bidang studi
    Pernyataan tentang hasil pembelajaran apa yang diharapkan. Tujuan ini bisa sangat umum, sangat khusus atau dimana saja dalam kontinum umum ke khusus.Karakteristik bidang studi adalah aspek-aspek suatu bidang studi yang dapat memberikan landasan yang berguna sekali dalam mempreskripsikan strategi pembelajaran.
b.  Kendala dan karakteristik bidang studi dan
  Adalah keterbatasan sumber-sumber, seperti watu, media, personalia, dan uang. Karakteristik peserta didik adalah aspek-aspek atau kualitas peserta didik, seperti bakat, motivasi, dan hasil belajar yang telah dimilikinya.  
c.   Karakteristik peserta didik .
Adalah dihipotesiskan memiliki pengaruh utama pada pemilihan strategi pengorganisasian pembelajaran, kendala dan karakteristik bidang studi pada pemilihan strategi penyampaian, dan karakteristik siswa pada pemilihan strategi pengelolaan pembelajaran. Bagaimanapun juga, pada tingkat tertentu, mungkin sekali suatu variabel kondisi akan mempengaruhi setiap variabel metode misalnya, karakteristik peserta didik bisa mempengaruhi pemilihan strategi pengorganisasian dan pemilihan strategi penyampaian, di samping pengaruh utamaya pada strategi pengelolaan pembelajaran.
2.     Metode Pembelajaran
Variabel metode pembelajaran diklasifikasikan lebih lanjut menjadi 3 jenis yaitu:
a.  Strategi pengorganisasian (Organizational srategy)
b.  Strategi penyampaian (Delivery strategy)
c.   Strategi pengelolaan (management strategy).
Organizational srategy adalah metode untuk mengorganissi isi bidang studi yang telah dipilih untuk pembelajaran. Mengorganisasi mengacu pada suatu tindakan seperti pemilihan isi, penataan isi, pembuatan diagram, format, dll. yang setingkat dengan itu.
Delivery strategy adalah metode untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik dan atau menerima serta merespon masukan yang berasal dari peserta didik. Sumber belajar merupakan bidang kajian utama dari strategi ini.
Management strategy adalah metode untuk menata interaksi antara peserta didik dan variabel metode pembelajaran yang lain. Variabel strategi pengorganisasian dan penyampaian isi pembelajaran. Strategi pengorganisasian pebelajaran dibedakan menjadi strategi pengorganisasian pada tingkat makro dan mikro.
3.     Hasil Pembelajaran
Pada tingkat yang amat umum sekali, hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:
a.  Keefektifan (effectiveneess). Diukur dengan tingkat pencapaian si-belajar. Ada 4 aspek penting yang dapat dipakai untuk mempreskripsikan keefektifan pembelajaran yaitu:
1)  kecermatan penguasaan perilaku yang dipelajari atau sering disebut tingkat kesalahan
2)  kecepatan unjuk kerja
3)  tingkat alih belajar
4)  tingkat retensi dari apa yang dipelajari.

b.  Efisiensi (efficiency). Diukur dengan rasio antara keefektifan dan jumlah waktu yang dipakai si-belajar dan/atau jumlah biaya pembelajaran yang digunakan.
c.  Daya Tarik Pembelajaran. Diukur dengan mengamati kecenderungan si-belajar untuk tetap/terus belajar. Daya tarik pembelajaran erat kaitannya dengan daya tarik bidang studi, dimana kualitas pembelajaran biasanya akan mempengaruhi keduanya. Itulah sebabnya pengukuran kecenderungan si belajar untuk terus dan atau tidak terus belajar dapat dikaitkan dengan proses pembelajaran itu sendiri atau dengan bidang studi.


C.                 Perbedaan Metode, Teknik, Pendekatan.
Pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran termasuk komponen proses pembelajaran yang kemudian disatukan ke dalam sebuah model yang sering dinamakan dengan Model Pembelajaran.
Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008). Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.
Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.
Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekaligus juga seni (kiat).
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku.

























BAB III
PENUTUP
A.                 Kesimpulan
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif (pendidikan). Karena itu, guna sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar harus mempunyai suatu konsep strategi belajar mengajar, yang mana hal itu meliputi pengertian tentang strategi belajar mengajar, klasifikasi strategi belajar mengajar dan implementasi belajar mengajar.
Ada empat strategi dalam belajar mengajar, yaitu:
1.  Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi serta kualifikasi tingkah laku anak didik 2. Memilih sistem pendekatan belajar yang tepat 
3. Menetapkan prosedur, metode dan teknik yang tepat, dan
4. Menetapkan norma, batas minimal dan kriteria penilaian terhadap anak didik
Klasifikasi strategi belajar mengajar terbagi atas :
1. Konsep dasar strategi belajar mengajar
2. Sasaran kegiatan belajar mengajar
3. Belajar mengajar sebagai suatu sistem
4. Hakikat proses belajar mengajar
5. Entering behavior siswa
6. Pola-pola belajar siswa terbagi atas :
a. Belajar tipe 1 : Signal Learning (Belajar Isyarat)
b. Belajar tipe 2 : Stimulus-Respons Learning (Belajar Stimulus-respons)
c. Belajar tipe 3 : Chaining (Rantai atau rangkaian)
d. Belajar tipe 4 : Verbal Association (Asosiasi Verbal)
e. Belajar tipe 5 : Discrimination Learning (Belajar Diskriminasi)
f. Belajar tipe 6 : Concept Learning (Belajar Konsep)
g. Belajar tipe 7 : Rule Learning (Belajar Aturan)
h. Belajar tipe 8 : Problem Solving (Pemecahan Masalah)
Kemudian pembagian klasifikasi strategi sistem belajar yaitu, yang ke 7 (tujuh) memilih sistem belajar, pada bagian ini terdapat beberapa sistem belajar yang akhir-akhir ini dianggap menarik, yaitu :  
a. Enquiry-Discovery Learning
b. Ekspository Learning
c. Mastery Learning
d. Humanistic Education, dan
e. Pengorganisasian Kelompok Belajar
Salah satu faktor yang mendukung kondisi belajar di dalam suatu kelas adalah job description proses belajar mengajar yang berisi serangkaian pengertian peristiwa belajar yang dilakukan oleh kelompok-kelompok siswa. Sehubungan dengan hal ini, job deskription guru dalam implementasi proses belajar mengajar adalah :
1. Perencanaan instruksional
2. Organisasi belajar
3. Menggerakkan semangat siswa untuk belajar
4. Melakukan supervisi dan pengawasan terhadap siswa, dan
5. Melakukan penelitian demi kepentingan evaluasi pendidikan
Upaya-upaya tersebut diatas harus disesuaiakan keadaan komponennya, komponen yang dimaksud adalah :
a. Merencanakan
b. Mengorganisasi
c. Mengkoordinasikan, dan
d. Mengawasi
Demikianlah ringkasan pembahasan masalah konsep strategi belajar mengajar yang meliputi tentang pengertian strategi belajar mengajar, klasifikasi strategi belajar mengajar dan implementasi belajar mengajar.
Banyak upaya yang dilakukan ilmuwan pembelajaran dalam mengklasifikasikan variabel dalam pembelajaran, namun klasifikasi yang nampak lebih rinci dan memadai sebagai landasan pengembangan suatu teori pembelajaran seperti yang dikemukan Regeluth, dkk (1977). Klasifikasi variabel-variabel pembelajaran ini dimodifikasi menjadi 3, yaitu:
1.  Kondisi Pembelajaran
2.  Metode Pembelajarans
3.  Hasil Pembelajaran.
Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008). Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikanrencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya.
B.                  Saran
Demikianlah ringkasan pembahasan masalah konsep strategi belajar mengajar yang meliputi tentang Konsep strategi pembelajaran den mengidentifikasikan taksonomi variabel dan membedakan metode, tekni, dan pendekatan pembelajaran.
Jika makalah ini terdapat kata – kata yang tak di pahami ataupun pengetikan kalimatnya salah kami sebagai penyusun memohon maaf yang sebesar – besarnya.
Semoga makalah ini berguna dan menjadi pedoman khususnya bagi kami sebagai penyusun makalah, dan umumnya bagi kita semua yang membacanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar