MACAM-MACAM METODE
PEMBELAJARAN DAN PENERAPANNYA DALAM PENGAJARAN MATEMATIKA SERTA KRITERIA
PEMILIHAN METODE PEMBELAJARAN AKTIFITAS PESERTA DIDIK
DISUSUN
OLEH
SOFYAN HIPAN (2011 13 129)
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TOMPOTIKA
LUWUK
TAHUN 2012
KATA PENGANTAR
Segala puji
syukur bagi Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dankarunia-Nya.
Sebaik-baiknya shalawat serta salam semoga Allah limpahkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW, beserta seluruh keluaraga dan sahabatnya. Apapun yang tergelar
dialam semesta ini adalah rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Macam-Macam Metode Pembelajaran dan Penerapannya dalam
Pengajaran Matematika. Kriteria Pemilihan Metode Pembelajaran Aktifitas Peserta
Didik” yang dibimbing oleh Ibu Ni Nyoman Hetty Susanti, S.Pd.
Makalah ini
membahas mengenai materi “Macam-Macam Metode Pembelajaran dan Penerapannya
dalam Pengajaran Matematika. Kriteria Pemilihan Metode Pembelajaran Aktifitas
Peserta Didik”. Penulis menuliskannya dengan mengambil dari beberapa sumber
baik dari buku maupun dari internet dan
membuat gagasan dari beberapa sumber yang ada tersebut.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini, sehingga tersusun
makalah yang sampai di hadapan pembaca pada saat ini dan semoga makalah ini
mampu menjadi salah satu acuan dalam memberikan kemudahan untuk memahami maupun
mengimplementasikannya. Atas segala kebaikan yang diberikan, mudah-mudahan
Allah menganugrahi pahala yang besar pada hari ketika harta atau pun keturunan
tidak bermanfaat, kecuali mereka yang datang menghadap
Allah dengan kalbu yang bersih.
Penulis
menyadari sepenuhnya makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karenanya sangat diharapkan bagi pembaca untuk
menyampaikan saran atau kritik yangbersifat membangun demi tercapainya
makalah yang lebih baik untuk selanjutnya.
Luwuk, Oktober 2012
Sofyan Hipan
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG ........................................................ 1
B.
RUMUSAN MASALAH .................................................... 2
C.
TUJUAN .............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Metode
Pembelajaran ......................................... 3
B.
Macam-Macam Metode
Pembelajan dan Penerapannya
Dalam
Pengajaran Matematika Serta Kriteria Pemilihan
Metode
Pembelajaran Terhadap Aktifitas Peserta Didik ..... 4
1.
Metode Ceramah ............................................................ 6
2.
Metode Demonstrasi ...................................................... 9
3.
Metode Tanya Jawab ..................................................... 12
4.
Metode Resitasi .............................................................. 16
5.
Metode Eksperimen ....................................................... 18
6.
Metode Latihan .............................................................. 20
7.
Metodde Inquiri ............................................................. 23
8.
Metode Pemecahan
Masalah .......................................... 26
9.
Metode Diskusi .............................................................. 29
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan............................................................................ 33
B.
Saran...................................................................................... 34
DAFTRA
PUSTAKA
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
iv
|
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Upaya memperbaiki dan meningkatkan
mutu pendidikan seakan tidak akan pernah usang. Banyak agenda reformasi yang
telah, sedang, dan akan dilaksanakan. Beragam program inovatif ikut serta
memeriahakan reformasi pendidikan.
Belajar atau pembelajaran adalah
merupakan sebuah kegiatan yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada
anak-anak kita. Karena ia merupakan kunci sukses untuk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan
generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Dan pada akhirnya
diharapkan akan berguna bagi bangsa, negara,dan agama. Melihat peran
pendidikan yang begitu vital, maka menerapkan metode yang efektif dan efisien
adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses belajar mengajar akan berjalan
menyenangkan dan tidak membosankan. Beragam metode pembelajaran
efektif dapat menjadi pilihan untuk bisa kita persiapkan dalam sebuah
kegiatan pembelajaran.
Setiap metode pembelajaran akan
memiliki satu rana pembelajaran yang paling menonjol meskipun juga mengandung
rana pembelajaran lainnya. Ranah pembelajaran tersebut ada 3, yaitu: Rana
kognitif atau rana perubahan pengetahuan ( P ); Rana afektif atau rana
perubahan sikap-perilaku (S ) ; dan Rana psikomotorik atau rana perubahan
maupun peningkatan keterampilan ( K ).
B.
Rumusan
Masalah
Mengacu pada uraian masalah diatas maka fokus penyelesaiannya dapat
dibatasi pada
1.
Apakah yang dimaksud dengan Metode
Pembelajaran?
2.
Apa saja macam-macam metode
pembelajaran dan penerapannya dalam pengajaran matematika serta kriteria yang
digunakan dalam metode pembelajaran aktifitas peserta didik?
C.
Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang
dikaji, maka makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan kita tentang
metode pembelajaran sehingga dapat menjadi acuan dalam sebuah rencana
pembelajaran bagi kita sebagai calon pendidik agar dalam proses pembelajaran
lebih terarah, mudah dipahami dan tepat sasaran. Lebih dari itu makalah
ini juga bertujuan agar para pendidik lebih matang lagi dalam
mempersiapkan suatu pelaksanaan pembelajaran dikelas maupun diluar kelas.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Metode Pembelajaran
Metode berasal dari Bahasa Yunani
“Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya
ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek
yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat
untuk mencapai tujuan. Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat
diperlukan oleh para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar
sangatbergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh
guru. Jadi Metode Pembelajaran adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk
melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari
pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu
kegiatan sehingga proses belajar berjalan denganbaik dalam arti tujuan
pengajaran tercapai.
Tidak ada
satu metode pun yang dianggap paling baik diantara metode-metode yang lain
karena setiap metode mempunyai karakteristik tertentu dengan segala kelebihan
dan kelemahan masing-masing. Suatu metode mungkin baik untuk suatu tujuan
tertentu, pokok bahasan maupun situasi dan kondisi tertentu, tetapi
mungkin tidak tepat untuk situasi yanglain. Demikian pula suatu metode yang
dianggap baik untuk suatu pokok bahasan yang disampaikan oleh guru tertentu,
kadang-kadang belum tentu berhasil dibawakan oleh guru lain. Adakalanya seorang
guru perlu menggunakan beberapa metode dalam menyampaikan suatu pokok babasan
tertentu. Dengan variasi beberapa metode, penyajian pengajaran menjadi lebih
hidup. Misalnya pada awal pengajaran, guru memberikan suatu uraian dengan
metode ceramah, kemudian menggunakan contoh-contoh melalui peragaan dan
diakhiri dengan diskusi atau tanya-jawab. Di sini bukan hanya guru yang aktif
berbicara, melainkan siswa pun terdorong untuk berpartisipasi.
B.
Macam-Macam
Metode Pembelajaran dan Penerapannya Dalam Pengajaran Matematika Serta Kriteria
Pemilihan Metode Pembelajaran Terhadap Aktifitas Peserta Didik
Apabila kita
ingin mengajarkan matematika kepada anak/peserta didik dengan baik dan
berhasil, pertam-tama yang harus diperhatikan adalah metode atau cara yang akan
dilakukan, sehingga sasaran yang diharapkan dapat tercapai atau terlaksana
dengan baik, karena metode atau cara pendekatan yang dalam fungsinya merupakan
alat untuk mencapai tujuan. Dengan demikian jika pengetahuan tentang metode
dapat mengklasifikasikannya dengan tepat maka sasaran untuk mencapai tujuan
akan semakin efektif dan efisien.
Metode mengajar
yang diterapkan dalam suatu pengajaran dikatakan efektif bila menghasilkan
sesuatu sesuai dengan yang diharapkan atau dapat dikatakan tujuan telah
tercapai, bila semakin tinggi kekuatannya untuk menghasilkan sesuatu semakin
efektif pula metode tersebut. Sedangkan metode mengajar dikatakan efisien jika
penerapannya dalam menghasilkan sesuatu yang diharapkan itu relatif menggunakan
tenaga, usaha pengeluaran biaya, dan waktu minimum, semakin kecil tenaga,
usaha, biaya, dan waktu yang dikeluarkan maka semakin efisien metode itu.
Metode atau cara
yang diharapkan dapat terlaksana dengan baik, jika materi yang diajarkan
dirancang telebih dahulu. Dengan kata lain bahwa untuk menerapkan suatu metode
atau cara dalam pembelajaran matematika sebelumnya harus menyusun strategi
belajar mengajar, dan akhirnya dapat dipilih alat peraga atau media
pembelajaran sebagai pendukung materi pelajaran yang akan diajarkan.
Perkembangan
mental peserta didik di sekolah, antara lain, meliputi kemampuan untuk bekerja
secara abstraksi menuju konseptual. Implikasinya pada pembelajaran, harus
memberikan pengalaman yang bervariasi dengan metode yang efektif dan
bervariasi. Pembelajaran harus memperhatikan minat dan kemampuan peserta didik.
Penggunaan
metode yang tepat akan turut menentukan efektifitas dan efisiensi pembelajaran.
Pembelajaran matematika perlu dilakukan dengan sedikit ceramah dan metode-metode
yang berpusat pada guru, serta lebih menekankan pada interaksi peserta didik.
Penggunaan metode yang bervariasi akan sangat membantu peserta didik dalam
mencapai tujuan pembelajaran matematika.
Pengalaman
belajar di sekolah harus fleksibel dan tingkah laku, serta perlu menekankan
pada kreativitas, rasa ingin tahu, bimbingan dan pengarahan kearah kedewasaan.
Pembelajaran harus
dipilih dan dikembangkan untuk meningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta
didik. Tiap metode tidak berdiri sendiri tanpa terlibatnya metode lain. Berikut
dikemukakan beberapa metode pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru.
1.
Metode Ceramah
a. Definisi
Metode Ceramah
Metode ceramah (preaching method) adalah sebuah metode
mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada
sejumlah siswa atau peserta didik, yang pada umumnya mengkuti secara pasif.
Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis
untuk penyampaian informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan buku
dan alat bantu peraga. Metode ini bersifat terpusat, sehingga menghasilkan
komunikasi yang searah, yaitu proses penyampaian informasi dari pengajar kepada
peserta didik, sementara proses belajar yang baik adalah adanya interaksi dalam
melakukan suatu kegiatan, sehingga terjadi proses belajar yang efektif dan
menyenangkan, serta tujuan pembelajaran pun dapat tercapai dengan baik.
Ceramah
merupakan suatu cara penyampaian informasi denagn lisan dari seseorang kepada
sejumlah pendengar di suatu ruangan. Kegiatan berpusat pada penceramah dan
komunikasi yang terjadi searah dari pembicara kepada pendengar. Penceramah
mendominasi seluruh kegiatan sedang pendengar hanya memperhatikan dan membuat
catatan seperlunya.
Metode ceramah
merupakan metode yang paling banyak dipakai oleh peserta didik. Hal ini mungkin
dianggap oleh guru sebagai metode mengajar yang paling mudah dilaksanakan. Jika
bahan pelajaran dikuasai dan sudah ditentukan urutan penyampaiannya, guru
tinggal menyajikannya di depan kelas. Murid-murid memperhatikan guru berbicara,
mencoba menangkap apa isinya dan membuat catatan.
Implementasi
metode ceramah ini adalah guru mendominasi kegiatan belajar mengajar, definisi
dari rumus diberikannya, penurunan rumus atau pembuktian dalil dilakukan
sendiri oleh guru. Diberitahukannya apa yang harus dikerjakan dan bagaimana
menyimpulkannya. Contoh-contoh soal diberikan dan dikerjakan pula oleh guru.
Langkah-langkah guru diikuti dengan teliti oleh murid. Mereka meniru cara kerja
dan cara penyelesaian yang dilakukan oleh guru.
Kriteria dalam
pemilihan metode ceramah ini adalah berdasarkan waktu pembelajaran karena
misalnya waktu untuk pembelajaran pendek maka metode yang tepat digunakan
adalah metode ceramah ini.
b. Kelebihan
dan Kekurangan Metode Ceramah
Setiap metode
pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kelebihan
metode ceramah adalah
Ø Dapat menampung banyak siswa, sehingga
setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk mendengarkan si pengajar, dan
biaya pun menjadi relatif lebih murah.
Ø Guru dapat memberikan tekanan
terhadap hal-hal yang dianggap penting, sehingga waktu dan energi dapat
digunakan se efektif mungkin.
Ø Dapat menyelesaikan
kurikulum/silabus dengan lebih mudah dan lebih cepat.
Kekurangan metode ceramah adalah
Ø Kegiatan belajar mengajar akan
mejadi tidak efektif, bahkan membosankan, karena tidak adanya interaksi dalam
kegiatan itu. Terlalu banyaknya materi yang di ceramahkan (disampaikan) akan
membuat si anak tidak mampu menguasai semua materi.
Ø Pembelajaran melalui ceramah,
cenderung lebih mudah terlupakan dibanding dengan belajar dengan melakukan
(learning to do).
Ø Sistem pembelajaran si anak lebih ke
arah hafalan (rote learning), sehingga akan kebingungan bila ditanya pengertian
dan asal muasal suatu rumus misalnya dalam pembelajaran matematik.
2.
Metode Demonstrasi
a. Definisi
Metode Demonstrasi
Demonstrasi adalah metode yang digunakan
untuk membelajarkan peserta dengan cara menceritakan dan memperagakan suatu
langkah-langkah pengerjaan
sesuatu. Demonstrasi merupakan praktek yang
diperagakan kepada peserta.
Karena itu, demonstrasi dapat dibagi menjadi dua
tujuan: demonstrasi proses
untuk memahami langkah demi langkah; dan demonstrasi
hasil untuk memperlihatkan
atau memperagakan hasil dari sebuah proses.
Biasanya, setelah demonstrasi
dilanjutkan dengan praktek oleh peserta didik itu
sendiri. Sebagai hasil, peserta didik akan memperoleh pengalaman belajar
langsung setelah melihat, melakukan, dan merasakan sendiri.
”Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi,
atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.”(Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, h. 152.)
Berdasarkan pendapat tersebut, bahwa metode demonstrasi
digunakan untuk memperagakan tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu
terkait dengan materi pelajaran yang dipelajari dengan tujuan menyajikan
pelajaran dengan lebih konkrit sehingga materi pelajaran yang disampaikan
akan lebih berkesan bagi siswa dan membentuk pemahaman yang mendalam dan
sempurna.
Metode demonstrasi dibutuhkan dalam pembelajaran matematika
terutama materi-materi yang membutuhkan alat peraga pembelajaran. Ini untuk
menanamkan pemahaman yang mendasar dan konstruktif terhadap materi yang
dipelajari. Metode demonstrasi sangat tepat digunakan pada materi Bangun-bangun
geometri.
Agar
pembelajaran dengan menggunakan metode berlangsung secara efektif dan efisien, ada
beberapa yang dapat dilakukan, yaitu :
Ø Lakukanlah
perencanaan yang matang sebelum pembelajaran dimulai. Hal-hal tertentu perlu
dipersiapkan, terutama fasilitas yang akan digunakan untuk kepentingan
demonstrasi.
Ø Rumuskanlah
tujuan pembelajaran dengan metode demonstrasi, dan pilihlah materi yang tepat
untuk didemonstrasikan.
Ø Buatlah
garis besar langkah-langkah demonstrasi, akan lebih efektif jika yang dikuasai
dan dipahami baik oleh peserta didik maupun oleh guru.
Ø Tetapkanlah
apakah demontrasi tersebut akan dilakukan guru atau oleh peserta didik, atau
oleh guru kemudian diikuti peserta didik.
Ø Mulailah
demonstrasi dengan menarik perhatian seluruh peserta didik, dan ciptakanlah
suasan yang tenang dan menyenangkan. Upayakanlah agar semua peserta didik
terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Ø Lakukanlah
evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, baik terhadap efektivitas
metode demonstrasi maupun terhadap hasil belajar peserta didik.
Dari uraian
tersebut maka dapat dikatakan bahwa kriteria pemilihan metode pembelajaran
demonstrasi ini yaitu konteks domain tujuan pembelajaran. Karena kriteria
konteks domain tujuan pembelajaran ini yaitu misalnya untuk tujuan pembelajaran
yang menekankan pada domain, afektif, kognitif dan
posikomotor, jika domain yang ditekankan adalah domain psikomotor maka metode
yang tepat dalam pembelajaran adalah metode demonstrasi.
b. Kelebihan
dan Kekurangan Metode Demonstrasi
Kelebihan-kelebihan metode demontrasi adalah:
Ø Perhatian murid dapat dipusatkan
kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingga hal yang penting itu
dapat diamati.
Ø Dapat membimbing murid ke arah
berpikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama.
Ø Ekonomis dalam jam pelajaran di
sekolah dan ekonomis dalam waktu yang panjang dapat diperlihatkan melalui demonstrasi
dengan waktu yang pendek.
Ø Dapat mengurangi kesalaham-kesalahan
bila dibandingkan dengan hanya membaca atau mendengarkan, karena murid
mendapatkan gambaran yang jelas ari hasil pengamatannya.
Ø Karena gerakan dan proses
dipertunjukkan maka tidak memerlukan keterangan-keterangan yang banyak.
Ø Beberapa persoalan yang menimbulkan
pertanyaan atau keraguan dapat diperjelas waktu proses demonstrasi.
Kekurangan-kekurangan metode demontrasi adalah:
Ø Metode ini memerlukan keterampilan
guru secara khusus, karena tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan
demonstrasi akan tidak efektif.
Ø Fasilitas seperti peralatan, tempat,
dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik.
Ø Demonstrasi memerlukan kesiapan dan
perencanaan yang matang di samping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang
mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain. (Syaiful Bahri Djamarah & Azwan Zain, Strategi Belajar, h. 91.)
3.
Metode Tanya Jawab
a. Definisi
Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah penyampaian pesan pengajaran
dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan jawaban atau
sebaliknya siswa diberi kesempatan bertanya dan guru menjawab
pertanyaan-pertanyaa.
Metode Tanya jawab adalah suatu metode dalam pendidikan dan
pengajaran dimana guru bertanya dan murid-murid menjawab bahan materi yang
diperolehnya.
Metode ini memungkinkan terjadinya komunikasi langsung
antara pendidik dan peserta didik, bisa dalam bentuk pendidik bertanya dan peserta didik menjawab atau
dengan sebaliknya.
Metode tanya
jawab merupakan cara menyajikan bahan ajar dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang
memerlukan jawaban untuk mencapai tujuan. Umumnya pada tiap kegiatan belajar
mengajar selalu ada tanya jawab. Namun, tidak pada setiap kegiatan belajar
mengajar
dapat
disebut menggunakan metode tanya jawab. Dalam metode tanya jawab,
pertanyaanpertanyaan
bisa
muncul dari guru, bisa juga dari peserta didik, demikian pula halnya jawaban yang
dapat muncul dari guru maupun peserta didik. Oleh karena itu, dengan
menggunakan
metode
ini siswa menjadi lebih aktif daripada belajar mengajar dengan metode
ekspositori.
Meskipun
aktivitas siswa semakin besar, namun kegiatan dan materi pelajaran masih ditentukan
oleh guru.
Dalam metode
tanya jawab, pertanyaan dapat digunakan untuk merangsang keaktifan dan kreativitas
berpikir siswa/peserta didik. Karena itu, mereka harus didorong untuk mencari
dan menemukan
jawaban yang tepat dan memuaskan. Sebelum pertanyaan-pertanyaan itu diberikan,
sebagai pengarahan diperlukan pula cara informatif. Bahan yang diajarkan masih terbatas
pada hal-hal yang ditanyakan oleh guru. Inisiatif dimulai dari guru. Sesudah pengarahan,
dimulailah dengan pengajuan pertanyaan. Jika pertanyaan terlalu sulit, jawaban siswa
mungkin hanya “tidak tahu”, “tidak dapat”, gelengan kepala, atau hanya diam
saja. Kelas
diam
bisa juga diakibatkan oleh sikap atau tindakan guru yang tidak menyenangkan
siswa. Hal
ini
dapat menjengkelkan guru. Kalau guru marah karena hal tersebut, murid akan
menjadi
(lebih)
takut untuk menjawab atau bertanya.
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
kriteria pemilihan metode ini yaitu hanya dapat dipakai oleh guru secara umum
untuk menetapkan perkiraan apakah anak didik yang mendapat giliran pertanyaan
sudah memahami pelajaran yang diberikan dan metode ini tidak dapat digunakan
sebagai ukuran untuk menetapkan kadar pengetahuan anak didik dalam suatu kelas
karena metode ini tidak memberi kesempatan yang sama pada setiap murid untuk
menjawab pertanyaan.
Adapun hal-hal
yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode tanya jawab, sebagai berikut
:
Ø Guru
perlu menguasai bahan secara penuh (maksimal), jangan sekali-kali mengajukan
pertanyaan yang guru sendiri tidak memahaminya atau tidak tahu jawabannya.
Ø Siapkanlah
pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada peserta didik sedemikian rupa,
agar pembelajaran tidak menyimpang dari bahan yang sedang dibahas, mengarah
pada pencapaian tujuan pembelajaran dan sesuai dengan kemampuan berpikir
peserta didik (siswa).
b.
Kelebihan dan
Kekurangan Metode Tanya Jawab
Kelebihan dari metode tanya
jawab adalah:
Ø Pertanyaan menarik dapat menarik dan
memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika siswa sedang ribut, yang mengantuk
kembali tegar dan hilang kantuknya.
Ø Merangsang siswa untuk melatih dan
mengembangkan cara berpikir, termasuk daya ingatan.
Ø Mengembangkan keberanian dan
keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.
Adapun kekurangan dari metode tanya jawab ini
adalah:
Ø Siswa merasa takut, apalagi bila kurang
dapat mendorong siswa untuk berani, dengan menciptakan suasana yang tidak
tegang, melainkan akrab.
Ø Tidak mudah membuat pertanyaan yang
sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami siswa.
Ø Waktu sering banyak terbuang,
terutama apabila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga
orang.
Ø Dalam jumlah siswa yang banyak,
tidak mungkin cukup waktu untuk memberikan pertanyaan kepada setiap
siswa.
4.
Metode Resitasi
a. Definisi
Metode Resitasi
Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan
dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa metode resitasi adalah metode
pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan tugas tertentu kepada siswa untuk
dikerjakan dan hasilnya dapat dipertanggung jawabkan. Tugas yang diberikan guru
dapat memperdalam materi pelajaran dan dapat pula mengevaluasi materi yang
telah dipelajari. Sehingga siswa akan terangsang untuk belajar aktif baik
secara individual maupun kelompok.
Tidak bisa dipungkiri bahwa selama ini semua pendidik
memberikan tugas. Jadi, kenyataan siswa banyak mempunyai tugas dari beberapa
mata pelajaran itu. Akibatnya tigas itu terlalu banyak diberikan kepada siswa,
menyebabkan siswa mengalami kesukaran untuk mengerjakan, serta dapat menganggu
pertumbuhan siswa, karena tidak mempunyai waktu lagi untuk melakukan
kegiatan-kegiatan lain yang perlu untuk perkembangan jasmani dan rohaninya pada
usiannya.
Maka dari itu, ciri yang baik dalam pemilihan metode ini
adalah jangan terlalu sesering atau kerap kali memberikan resitasi atau tugas
kepada peserta didik agar tidak terlalu menyita waktu para peserta didik dan
menganggu pertumbuhan dan perkembangan peserta didik secara wajar.
Sebab itu dalam pelaksanaan metode ini perlu memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
Ø Merumuskaan tujuan khusus dari tugas
yang diberikan.
Ø Pendidik perlu merumuskan
tugas-tugas dengan jelas dan mudah dimengerti.
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode
Resitasi
Kelebihan-kelebihan metode tugas dan resitasi adalah:
Ø Baik sekali untuk mengisi waktu
luang dengan hal-hal yang konstruktif.
Ø Memupuk rasa tanggung jawab dalam
segala tugas sebab dalam strategi ini siswa harus mempertanggung jawabkan
segala sesuatu (tugas) yang telah dikerjakan.
Ø Memberikan kebiasaan siswa untuk
giat belajar. Memberikan tugas siswa untuk sifat yang praktis. ( Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), h. 98.).
Kekuranagan metode tugas dan resitasi adalah:
Ø Tidak jarang pekerjaan yang
ditugaskan itu diselesaikan dengan meniru pekerjaan orang lain.
Ø Karena perbedaan individu, maka
tugas apabila diberikan secara umum mungkin beberapa orang diantaranya merasa
sukar sedangkan sebagian lainnya merasa mudah menyelesaikan tugas tersebut.
Ø Apabila tugas diberikan, lebih-lebih
bila itu sukar dikerjakan, maka ketenangan mental para siswa menjadi
terpengaruh. (Ali Pande & Imansyah, Didaktik Metode (Surabaya: Usaha Nasional,
1984), h. 92.).
5.
Metode Eksperimen
a. Definisi
Metode Eksperimen
”Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian
pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan
sendiri sesuatu yang dipelajar.”(Syaiful Bahri Djamarah &
Azwan Zain, Strategi Belajar, h. 84.).
Dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode
eksperimen, siswa diiberikan kesempatan untuk mengalami sendiri atau
melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati objek, menganalisis, membuktikan
dan menarik kesimpulan tentang suatu permasalahan terkait materi yang
diberikan. Peran guru sangat penting pada metode eksperimen, khususnya dalam
ketelitiandan kecermatan sehingga tidak terjadi kekeliruan dan kesalahan
memaknai kegiatan eksperimen dalam kegiatan pembelajaran.
Pemahaman siswa akan lebih kuat dan mendalam jika siswa
diberikan kesempatan untuk mengalami secara langsung dalam suatu proses,
analisis dan pengambilan kesimpulan terhadap suatu masalah. Hal ini akan
menimbulkan kepercayaan pada siswa bahwa yang dipelajari merupakan suatu yang
benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Pembelajaran matematika dikatakan ilmu
pasti, yang artinya bahwa setiap pernyataan dalam matematika dapat dibuktikan
secara analitis dan logis. Mengingat hal tersebut maka metode eksperimen
sangat dibutuhkan dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi-materi
yang membutuhkan keterlibatan siswa secara langsung, misalnya materi Peluang,
Konsep bilangan, dan Bangun-bangun geometri.
Sehinnga dari definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa
kriteria pemilihan metode ini adalah harus didasarkan pada tingkat kemampuan pendidik,
apakah pendidik mempunyai keahlian melakukan eksperimen dari meteri yang akan
di ajaran dengan menggunakan metode ini.
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode
Eksperimen
Kelebihan-Kelebihan metode eksperimen adalah:
Ø Metode ini dapat membuat siswa lebih
percaya atas kebenaran dan kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari
pada hanya menerima kata guru atau buku saja.
Ø Dapat mengembangkan sikap untuk
studi eksploratis tentang sains dan teknologi, suatu sikap dari seorang ilmuan.
Ø Metode ini didukung oleh azas-azas
didaktik modern. (Syaiful Sagala, Konsep dan Makna, h. 220-221.)
Kekurangan
metode eksperimen adalah:
Ø Metode ini lebih sesuai dengan
bidang-bidang sains dan teknologi.
Ø Metode ini memerlukan berbagai
fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.
Ø Metode ini menuntut ketelitian,
keuletan dan dan ketabahan.
Ø Setiap percobaan tidak selalu
memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang
berada di luar jangkauan kemampuan dan pengendalian.(Syaiful Bahri Djamarah &
Azwan Zain, Strategi Belajar, h. 85.)
6.
Metode Latihan (Drill)
a. Definisi
Metode Latihan
Metode latihan
pada umumnya digunakan untuk memeperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan
dari apa yang telah dipelajari. Mengingat latihan ini kurang mengembangkan bakat/inisiatif
siswa untuk berpikir, maka hendaknya guru/pengajar memperhatikan tingkat kewajaran
dari metode Drill.
Banyak alat yang
dapat membantu orang untuk dapat berhitung cepat dan cermat. Daftar kuadrat,
daftar akar, dekak-dekak, dan kalkulator misalnya. Tetapi berhitung cepat dan
cermat tanpa alat di sekolah tetap diperlukan. Karena itu dalam kegiatan
belajar ini akan dibicarakan pula metode drill.
Sesudah murid
memahami penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilanganbulat
positif sampai 100, akhirnya mereka dituntut untuk dapat mengerjakannya dengan
cepat dan cermat. Kemampuan mengenai fakta-fakta dasar berhitung ini tergantung
pada ingatan.Cepat mengingat, kemampuan mengingat kembali dan kegiatan-kegiatan
lain yang bersifat lisan merupakan hal-hal yang perlu untuk “hafal”.
Kemampuan-kemampuan demikian merupakan tujuan dari metode drill.
Sebelum program
pengajaran matematika yang sekarang berlaku, pengajarannya terlalu ditekankan
pada drill atau latihan. Perlu disadari bahwa belajar keterampilan secara rutin
menyebabkan sedikit yang dapat diingat, sedikit pengertian, dan sedikit
aplikasi dalam masalah sehari-hari. Karena itu drill hendaknya diadakan bila
perlu saja. Dengan demikian antara keterampilan, pengertian, dan penerapan akan
menjadi seimbang dan pengajaran menjadi efisien.
Kriteri pemilihan
metode ini sama dengan kriteria pemilihan metode demonstrasi yaitu konteks
domain tujuan pembelajaran yang penekannya pada ranah psikomotor, katena metode
latihan ini terarah pada kemampuan dan
keterampilan peserta didik seperti yang dijelaskan di atas.
b. Kelebihan
dan Kekurangan Metode Latihan
Kelebihan metode
latihan ini yaitu antara lain:
Ø Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis,
melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.
Ø Dapat untuk memperoleh kecakapan
mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian,
tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.
Ø Dapat membentuk kebiasaan dan
menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
Kekurangan
metode latihan ini antara lain:
Ø Menghambat bakat dan inisiatif anak
didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan
kepada jauh dari pengertian.
Ø Menimbulkan penyesuaian secara
statis kepada lingkungan.
Ø Kadang-kadang latihan yang
dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan mudah
membosankan.
Ø Dapat menimbulkan verbalisme.
7.
Metode Inquiri
a. Definisi
Metode Inquiri
Metode
inkuiri adalah
metode pembelajaran dimana siswa dituntut untuk lebih aktif dalam proses
penemuan, penempatan siswa lebih banyak belajar sendiri serta mengembangkan
keaktifan dalam memecahkan masalah.
Proses inquiri adalah
suatu proses khusus untuk meluaskan pengetahuan melalui penelitian. Oleh karena
itu metode inquiri kadang-kadang disebut juga metode ilmiahnya penelitian.
Metode inquiri adalah metode belajar dengan inisiatif sendiri, yang dapat
dilaksanakan secara individu atau kelompok kecil. Situasi inquiri yang ideal
dalam kelas matematika terjadi, apabila murid-murid merumuskan prinsip
matematika baru melalui bekerja sendiri atau dalam grup kecil dengan pengarahan
minimal dari guru. Peran utama guru dalam pelajaran inquiri sebagai metoderator
(Sutrisman, Tambunan, 1987 : 6.39).
Sebuah contoh
pengajaran penemuan dalam geometri adalah menarik jarak antara dua garis yang
sejajar. Sejenis dengan ini, dalam inquiri adalah menarik jarak antara dua
garis yang bersilangan sembarang dalam ruang. Contoh-contoh topik lainnya untuk
inquiri adalah menentukan kepadatan lalu lintas di suatu perempatan, menentukan
air yang terbuang percuma dari kran ledeng yang rusak, menentukan banyak air
suatu aliran sungai.
Sebuah tujuan mengajar
dengan inquiri adalah agar siswa tahu dan belajar metode ilmiah dengan inquiri
dan mampu mentransfernya ke dalam situasi lain. Metode ini terdiri dari 4
tahap, yaitu :
Ø Guru
merangsang siswa dengan pertanyaan, masalah, permainan, teka-teki, dan
sebagainya.
Ø Sebagai
jawaban atas rangsangan yang diterimanya, siswa menentukan prosedur mencari dan
mengumpulkan informasi atau data yang diperlukannya untuk memecahkan
pertanyaan, pernyataan, masalah, dan sebagainya.
Ø Siswa
menghayati pengetahuan yang diperolehnya dengan inquiri yang baru dilaksanakan.
Ø Siswa
menganalisis metode inquiri dan prosedur yang ditemukan untuk dijadikan metode
umum yang dapat diterapkannya ke situasi lain.
Adapun
kegiatan-kegiatan dalam menerapkan metode inquiri, sebagai berikut :
Ø Mengajukan
pertanyaan-pertanyaan tentang fenomena alam;
Ø Merumuskan masalah yang ditemukan;
Ø Merumuskan
hipotesis;
Ø Merancang
dan melakukan eksperimen;
Ø Mengumpulkan
dan menganalisis data;
Ø Menarik
kesimpulan mengembangkan sikap ilmiah, yakni : objektif, jujur, hasrat ingin
tahu, terbuka, berkemauan, dan tanggung jawab.
Dari pengertian tersebut maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa metode ini berada pada ranah kognitif, maka kriteria
pemilihan metode pembelajaaran metode inquiri adalah harus didasarkan pada
tujuan pembelajaran atau konteks domain tujuan pembelajaran yang tujuannya
dengan penekanannya pada domain kognitif.
b. Kebihan
dan Kekurangan Metode Inquiri
Kelebihan dari Metode Inquiri
Ø Siswa
aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berfikir sebab ia berfikir dan
menggunakan kemampuan untuk hasil akhir.
Ø Perkembangan
cara berfikir ilmiah, seperti menggali pertanyaan, mencari jawaban, dan
menyimpulkan / memperoses keterangan dengan metode inquiri dapat dikembangkan
seluas-luasnya.
Ø Dapat
melatih anak untuk belajar sendiri dengan positif sehingga dapat mengembangkan
pendidikan demokrasi.
Kekurangan dari metode inquiri
Ø Belajar
mengajar dengan metode inquiri memerlukan kecerdasarn anak yang tinggi. Bila
anak kurang cerdas, hasilnya kurang efektif.
Ø Metode
inquri kurang cocok pada anak yang usianya terlalu muda, misalnya anak SD.
8.
Metode Pemecahan
Masalah
a. Definisi
Metode Pemecahan Masalah
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) merupakan
metode pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan suatu permasalahan, yang
kemudian dicari penyelasainnya dengan dimulai dari mencari data sampai pada
kesimpulan. Seperti apa yang ungkapkan oleh Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan
Zain bahwa.
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan
hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan metode berpikir, sebab
dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai
dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
Penggunaan metode problem solving mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut:
Ø Adanya masalah yang jelas untuk
dipecahkan.
Ø Mencari data atau keterangan yang
digunakan untuk memecahkan masalah tersebut.
Ø Menetapkan jawaban sementara dari
masalah tersebut.
Ø Menguji kebenaran jawaban sementara
tersebut.
Ø Menarik kesimpul
Dari
definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa ciri pemilihan metode ini
berdasarkan sifat atau karakter pendidik yang pendiam.
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode
Pemecahan Masalah.
Kelebihan metode pemecahan masalah ini adalah:
Ø Pemecahan masalah merupakan tehnik
yang cukup bagus untuk memahami isi pelajaran.
Ø Pemecahan masalah dapat menantang
kemampuan siswa serta memberikan siswa kepuasan untuk menemukan pengetahuan
baru bagi siswa.
Ø Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktifitas pembelajaran
siswa.
Ø Pemecahan masalah dapat membantu
siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam
kehidupan nyata.
Ø Pemecahan masalah dapat membantu
siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam
pembelajaran yang mereka lakukan.
Ø Melalui pemecahan masalah bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap
mata pelajaran (matematika, IPA, sejarah, dan lain sebagainya), pada dasarnya
merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya
sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja.
Ø Pemecahan masalah dianggap lebih
menyenangkan dan disukai siswa.
Ø Pemecahan masalah dapat
mengembangkan kemampuan siswa berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan
mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
Ø Pemecahan masalah (problem solving)
dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang
mereka miliki dalam dunia nyata.
Ø Pemecahan masalah dapat
mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar
pada pendidikan formal telah berakhir.(Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran,).
Kekurangan metode problem solving (metode pemecahan masalah)
adalah:
Ø Menentukan suatu masalah yang
tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa, tingkat sekolah dan
kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, sangat
memerlukan kemampuan dan keterampilan guru.
Ø Proses belajar mengajar dengan
menggunakan metode ini sering memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering
terpaksa mengambil waktu pelajaran.
Ø Mengubah kebiasaan siswa belajar
dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan
banyak berpikir memecahkan permasalahan sendiri atau kelompok, yang
kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar, merupakan kesulitan
tersendiri bagi siswa. (Syaiful Bahri Djamarah &
Azwan Zain, Strategi Belajar, h. 93.)
9.
Metode Diskusi
a. Definisi
Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di mana
siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau
pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.
Metode diskusi merupakan salah satu metode pembelajaran yang
dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran dengan memberikan siswa
suatu permasalahan untuk diselesaikan bersama-sama. Sehingga akan terjadi
interaksi antara dua atau lebih siswa untuk saling bertukar pendapat,
informasi, maupun pengalaman masing-masing dalam memecahkan permasalahan yang
diberikan oleh guru. Dengan demikian diharapkan tidak akan ada siswa yang
pasif.
Tujuan penggunaan metode diskusi dalam kegiatan pembelajaran
seperti yang diungkapkan Killen (1998) adalah ” tujuan utama metode ini adalah
untuk memecahakan suatau permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan
memahami pengatahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan.” (Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, h. 154.)
Metode diskusi sangat tepat digunakan untuk mengembangkan
kemampuan siswa dalam bekerjasama untuk memecahkan masalah serta melatih siswa
untuk mengeluarkan pendapat secara lisan. Dalam pembelajaran matematika metode
diskusi sangat tepat digunakan pada materi-materi yang menantang untuk
sama-sama dipecahkan, misalnya materi bangun-bangun geometri, peluang dan
konsep bilangan.
Adapun dalam pelaksanaan metode diskusi, guru harus
benar-benar mampu mengorganisasikan siswa sehingga diskusi dapat berjalan
seperti yang diharapkan. Menurut Bridges (1979) dalam pelaksanaan metode
diskusi, guru harus mengatur kondisi yang memungkinkan agar:
Ø Setiap siswa dapat berbicara mengeluarkan
gagasan dan pendapatnya.
Ø Setiap siswa harus saling mendengar
pendapat orang lain.
Ø Setiap harus dapat mengumpulkan atau
mencatat ide-ide yang dianggap penting.
Ø Melalui diskusi setiap siswa harus
dapat mengembangkan pengatahuannya serta memahami isu-isu yang dibicarakan
dalam diskusi.
dari pengertian
di atas maka dapat disimpulkan bahwa kriteria pemilihan diskusi didasarkan pada
beberapa aspek, yaitu Tingkat kemampuan siswa itu sendiri, Materi ( bahan
ajar ) dengan karakteristik yang berbeda atau materi yang telalu banyak maka
boleh menggunakan metode pembelajaran ini.
b.
Kelebihan dan Kekurangan Metode
Diskusi
Kelebihan dari
metode diskusi adalah:
Ø Siswa memperoleh kesempatan untuk
berpikir.
Ø Siswa mendapat pelatihan
mengeluarkan pendapat, sikap dan aspirasinya secara bebas.
Ø Siswa belajar bersikap toleran
terhadap teman-temannya.
Ø Diskusi dapat menumbuhkan
partisipatif aktif dikalangan siswa.
Ø Diskusi dapat mengembangkan sikap
demokratif, dapat menghargai pendapat orang lain. (Syaiful
Sagala,Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 208.)
Kekurangan dari metode diskusi adalah
Ø Diskusi terlalu menyerap waktu.
Ø Pada umumnya siswa tidak terlatih
untuk melakukan diskusi dan menggunakan waktu diskusi dengan baik, maka
kecenderungannya mereka tidak sanggup berdiskusi.
Ø Kadang-kadang guru tidak sanggup
memahami cara-cara melaksanakan diskusi, maka kecenderungannya diskusi tanya
jawab.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari pembahasan
yang diterangkan di atas maka dapat disimpulkan bawa metode pembelajaran adalah
ilmu yang
mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah
lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling
berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan
denganbaik dalam arti tujuan pengajaran tercapai.
Selain itu Penggunaan metode yang
tepat akan turut menentukan efektifitas dan efisiensi pembelajaran. Oleh karena
itu seorang guru harus dapat memilih metode yang tepat sehingga siswa dapat
meningkatkan aktifitas dan kreatifitasnya. Beberapa metode pembelajaran yang
dapat dipilih oleh guru adalah:
Ø
Metode Ceramah
Ø
Metode Demonstrasi
Ø
Metode Tanya Jawab
Ø
Metode latihan
Ø
Metode Eksperimen
|
Ø
Metode Resitasi
Ø
Metode Latihan
Ø
Metode Inquiri
Ø
Metode Pemecahan Masalah
|
Setiap
metode dapat dikatakan baik jika memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:
Ø
Sesuai dengan tujuan yang dirumuskan
Ø
Dapat dilaksanakan sesuai dengan kemampuan guru
Ø
Tergantung pada kemampuan orang yang belajar
Ø
Serasi dengan besar kelompoknya
Ø
Melihat waktu penggunaannya
Ø
Melihat fasilitas yang ada
Untuk memenuhi kriteria itu, anda telah diperkenalkan dengan
bernacam-macam metode pembelaaran. Silahkan anda memilih manakah yang cocok untuk
mata pelajaran yang akan anda ajarkan kepada siswa, dengan harapan hasil
interaksi belajar mengajar itu dapat berdaya guna dan berhasil guna serta
memanfaatkan media pendidikan yang ada.
B.
SARAN
Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan sekalian dan dapat menambah wawasan kita
mengenai macam-macam metode pembelajaran dan implementasinya dalam pengajaran
matematika serta kriteria pemilihan metode pembelajarian terhadap aktifitas
peserta didik.
Bagi mereka yang terlibat dalam dunia keguruan, hendaknya
secara antusias untuk meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan, khusunya yang
terkait baik langsung maupun tidak langsung dalam dunia pendidikan, dan juga
semakin memperbaiki hubungan sosial, dan personal diri kita sendiri.
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari
rekan-rekan sekalian demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Zuhairini, dkk. 1983. Metodik Khusus Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Pande Ali & Imansyah. 1984.
Didaktik Metode. Surabaya: Usaha Nasional.
Sagala Syaiful. 2008. Konsep
dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar