My Blog

WeelCome To My Blog
sofyanhipan.blogspot.com

blog tempat berbagi informasi

silahkan menkopi-pase yang ada di blog ini
dengan catatan mancantumkan nama blog ini.

dan jangan lupa tinggalkan komentar anda... ok.(y)

Senin, 01 Desember 2014

Makalah Hakikat Belajar dan Pembelajaran

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seorang calon pendidik hanya dapat melaksanakan tugasnya dengan baik jika memperoleh jawaban yang jelas dan benar tentang apa sebenarnya yang dimaksud dengan pendidikan. Jawaban yang benar tentang pendidikan, diperoleh melalaui pemahaman terhadap unsur-unsurnya. Konsep dasar yang melandasinya, dan wujud pendidikan sebagai sistem.
Pendidikan seperti sifat sasarannya yaitu manusia, mengandung banyak aspek dan sifatnya sangat kompleks. Batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam dan kandungannya berbeda yang satu dari yang lain. Konsep dasar kemandirian membawa implikasi kepada konsep pembelajaran serta peranan pendidik.
Sebagaimana yang kita ketahui sekarang faktor yang sangat erat mendukung proses pendidikan adalah unsur dan sebagai komponen yang terorganisasi sesuai dengan sistem pembelajaran dan kegiatan belajar.
Tugas pengawas satuan pendidikan tidak hanya melakukan supervisi managerial kepala sekolah, namun juga membina guru melalui supervisi akademik. Dalam pembinaan guru tentu harus mengacu pada kompetensi guru, terutama kompetensi profesional berkaitan dengan proses pembelajaran. Sejalan dengan perkembangan teknologi serta teori-teori pembelajaran, maka guru pun dituntut mampu menguasai dan memilih strategi pembelajaran yang tepat, sehingga menjadikan siswa aktif, kreatif, dan belajar dalam suasana senang serta efektif.
Menghadapi tugas tersebut pengawas tentu harus menguasai strategi atau metode atau teknik pembelajaran yang up to date. Bila pengetahuan pengawas sudah ketinggalan, apalagi hanya mengandalkan pengalaman tanpa didukung teori-teori, maka pengawas tidak akan mendapatkan respon dari para guru yang dibinanya.
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian belajar ?
2. Apakah ciri-ciri belajar ?
3. Apakah tujuan belajar ?
4. Bagaimana hakikat pembelajaran yang efektif dan efesien menurut perspektif Islam serta secara universal ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian belajar.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri belajar.
3. Untuk mengetahui tujuan belajar.
4. Untuk mengetahui hakikat pembelajaran yang efektif dan efesiensi menurut perspektif Islam serta secara universal.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Belajar
Pegertian belajar menurut beberapa sumber, yaitu sebagai berikut: 1. Menurut James O. Whittaker ( Djamarah, Syaiful Bahri, 1999)
Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
2. Cronbach (Djamarah, Syaiful Bahri, 1999)
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku ataupun potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Cronbach di dalam bukunya Educational Psychology menyatakan bahwa:
”Learning is shown by a change in behavior as a result of experience (Cronbach, 1945)”. Belajar adalah suatu aktifitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Jadi menurut Cronbach, belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam mengalami itu peserta didik mempergunakan panca inderanya.
3. Howard L. Kingskey ( Djamarah, Syaiful Bahri, 1999)
Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.
4. Geoch ( Djamarah, Syaiful Bahri , 1999)
Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari latihan. 5. Drs. Slameto ( Djamarah, Syaiful Bahri , 1999)
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya. 6. Susanto (Djamarah, Syaiful Bahri, 1999)
Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur yaitu jiwa dan raga.
7. Irawan ( Djamarah, Syaiful Bahri, 1999)
Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu
3
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor. 8. Comam ( Djamarah, Syaiful Bahri, 1999)
Belajar adalah suatu proses perkembangan.
9. Kamin ( Djamarah, Syaiful Bahri, 1999)
Belajar adalah reoganisasi pengalaman.
10. R. Gagne ( Djamarah, Syaiful Bahri, 1999)
Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku.
11. Thorndike (Djiwandono, 2002)
Belajar adalah asosiasi antara kesan panca indra dengan impuls untuk bertindak. 12. J. B Watson ( Djiwandono, 2002)
Belajar adalah suatu proses dari konditioning reflect ( respons) melalui pergantian dari suatu stimulus kepada yang lain.
13. Thorndike ( Djiwandono, 2002)
Belajar adalah proses ‘stamping in’ ( diingat), forming, hubungan antara stimulus dan respon.
14. Herbart ( Swiss, 1994)
Belajar adalah suatu proses pengisian jiwa dengan pengetahuan dan pengalaman yang sebanyak-banyaknya dengan melalui hafalan.
15. Menurut spears ( www.google.com)
Learning is to observe, to read. To imited, to try something themselves, to listen, to follow direction, dimana pengalaman itu dapat diperoleh dengan mempergunakan panca indra.
16. Robert M. Gagne dalam buku: the conditioning of learning mengemukakan bahwa: Learning is change in human disposition or capacity, wich persists over a period time, and which is not simply ascribable to process a groeth. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan karena proses pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan
4
faktor dalam diri dan keduanya saling berinteraksi.
17. Lester D. Crow and Alice Crow (www.google.com)
Belajar adalah acuquisition of habits, knowledge and attitudes. Belajar adalah upaya-upaya untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap. 18. Hudgins Cs (www.google.com)
Belajar adalah suatu perubahan dalam tingkah laku, yang mengakibatkan adanya pengalaman.
19. Jung,1968 (www.google.com)
Belajar adalah proses dimana tingkah laku dari suatu organisme dimodifikasi oleh pengalaman.
20. Ngalim Purwanto, 1992( www.google.com)
Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku, yang terjadi sebagi hasil dari suatu latihan atau pengalman.
Dari bebrapa pengertian belajar dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan pengertian belajar adalah sebagai berikut:
Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah lakunya baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu.
Pendapat yang mengatakan bahwa belajar sebagai aktifitas yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, ternyata bukan berasal dari hasil renungan manusia semata. Ajaran agama sebagai pedoman hidup manusia juga menganjurkan manusia untuk selalu malakukan kegiatan belajar. Dalam Al-Qur’an, kata Al-Ilm dan turunannya berulang sebanyak 780 kali. Seperti yang termaktub dalam wahyu yang pertama turun kepada baginda Rasulullah SAW yakni Al-‘Alaq ayat 1-5. Ayat ini menjadi bukti bahwa Al-Qur’an memandang bahwa aktivitas belajar merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Kegiatan belajar dapat berupa menyampaikan, menelaah, mencari, dan mengkaji, serta meniliti.
Secara faktual, begitu pentingnya ilmu pengetahuan sehingga mewajibkan kepada umat dalam menuntut ilmu ( belajar), sebagaimana dijelaskan Rosulullah SAW dalam sabdanya :
5
Menuntut ilmu itu hukumnya wajib
تملسمو حلسم لآ ىاع تضيزم ملجلا بلط
Artinya : “menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan”(HR. Ibnu Abdil Bari)
نيصلابولو ماعلا بلطا
Artinya : “tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina”
Arti Penting Belajar menurut Al-Qur’an
1. Bahwa orang yang belajar akan mendapatkan ilmu yang dapat digunakan untuk memecahkan segala masalah yang dihadapinya di kehidupan dunia. 2. Manusia dapat mengetahui dan memahami apa yang dilakukannya karena Allah sangat membenci orang yang tidak memiliki pengetahuan akan apa yang dilakukannya karena setiap apa yang diperbuat akan dimintai pertanggungjawabannya.
3. Dengan ilmu yang dimilikinya, mampu mengangkat derajatnya di mata Allah. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimumulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diukur, yang dapat diamati adalah stimulus dan respon. Oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima pelajar (respon) harus dapat diamati ( Anonymous.2010.www.wordpress.com.Konsep Pembelajaran Islami).
2.2 Ciri-ciri Belajar
Belajar merupakan tindakan siswa yang kompleks. Yang hanya dialami oleh siswa itu sendiri.
6
Ciri-ciri Umum Belajar
Unsur- unsure
Belajar
Pelaku
Siswa yang bertindak belajar atau pembelajar
Tujuan
Memperoleh hasil belajar dan pengalaman hidup
Proses
Internal pada diri pembelajar
Tempat
Disembarang tempat
Lama waktu
Sepanjang hayat
Syarat terjadi
Motivasi belajar kuat
Ukuran keberhasilan
Dapat memecahkan masalah
Faedah
Mempertinggi martabat pribadi
Hasil
Hasil belajar sebagai dampak pengajaran dan pengiring
Belajar tidak hanya berkenaan dengan jumlah pengetahuan (kognitif) tetapi juga meliputi seluruh kemampuan individu.
1. Belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada diri individu. Perubahan tersebut tidak hanya pada aspek pengetahuan atau kognitif saja tetapi juga meliputi aspek sikap dan nilai (afektif) serta keterampilan (psikomotor).
2. Perubahan itu harus merupakan buah dari pengalaman. Artinya perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha. Perubahan perilaku yang terjadi pada diri individu karena adanya interaksi antara dirinya dengan lingkungan. Interaksi ini dapat berupa interaksi fisik. Misalnya, seorang anak akan mengetahui bahwa api itu panas setelah ia menyentuh api yang menyala pada lilin. Di samping melalui interaksi fisik, perubahan kemampuan tersebut dapat diperoleh melalui interaksi psikis. Contohnya, seorang anak akan berhati-hati menyeberang jalan setelah ia melihat ada orang yang tertabrak kendaraan. Perubahan kemampuan tersebut terbentuk karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Mengedipkan mata pada saat memandang cahaya yang menyilaukan atau keluar air liur pada saat mencium harumnya masakan bukan meruapakan hasil belajar. Di samping itu, perubahan prilaku karena faktor kematangan tidak termasuk belajar. Seorang anak tidak dapat belajar berbicara sampai cukup umurnya. Tetapi perkembangan
7
kemampuan berbicaranya sangat tergantung pada rangsangan dari lingkungan sekitar. Begitu juga dengan kemampuan belajar.
3. Perubahan tersebut relatif tetap atau dapat disimpan. Perubahan perilaku akibat obat-obatan, minuman keras, dan yang lainnya tidak dapat dikategorikan sebagai perilaku hasil belajar. Seorang atlet yang dapat melakukan lompat galah melebihi rekor orang lain karena minum obat tidak dapat dikategorikan sebagai hasil belajar. Perubahan tersebut tidak bersifat menetap. Perubahan perilaku akibat belajar akan bersifat cukup permanen (Udin S. Winataputra, dkk, 2008).
Tingkah laku yang dikategorikan sebagai aktivitas belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar. Suatu perilaku digolongkan sebagai aktivitas belajar apabila pelaku menyadari terjadinya perubahan tersebut atau merasakan adanya perubahan dalam dirinya.
2. Perubahan bersifat kontinyu dan fungsional. Perubahan yang terjadi berlangsung secara berkesinambungan dan tidak statis. Satu perubahan menyababkan perubahan selanjutnya yang akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya.
3. Perubahan bersifat positif dan aktif. Dikatakan positif apabila perilaku senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan bersifat aktif berarti bahwa perubahan tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha pelaku sendiri.
4. Perubahan bersifat permanen. Apa yang didapat tidak akan hilang begitu saja, melainkan akan terus dimiliki bahkan semakin berkembang kalau terus dipergunakan atau dilatih.
5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. Perubahan tingkah laku dalam belajar mensyaratkan adanya tujuan yang akan dicapai oleh pelaku belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.
8
6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.
2.3. Tujuan Belajar
Belajar merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah. Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua subjek, yaitu dari siswa dan dari guru. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai suatu proses. Siswa mengalami proses mental dan menghadapi bahan belajar. Bahan belajar tersebut berupa keadaan alam, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, dan bahan yang telah terhimpun dalam buku-buku pelajaran. Dari segi guru, proses belajar tersebut tampak sebagai perilaku belajar tentang suatu hal.
Belajar merupakan proses internal dan kompleks. Yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental yang meliputi ranah-ranah kognitif, efektif, dan psikomotorik. Proses belajar yang mengaktualisasikan ranah-ranah tersebut tertuju pada bahan belajar tertentu. Sebagai ilustrasi siswa kelas 3 SMP menggunakan ranah kognitif tingkat aplikasi dalam memecahkan soal matematika.
Dari segi guru, proses belajar tersebut dapat diamati secara tidak langsung. Artinya, proses belajar yang merupakan proses internal siswa tidak dapat diamati, tetapi dapat dipahami oleh guru. Proses belajar tersebut “tampak” lewat perilaku siswa mempelajari bahan belajar. Perilaku belajar tersebut tampak pada tindak-tindak belajar tentang matematika, kesusastraan, olahraga, kesenian, dan agama. Perilaku belajar tersebut merupakan respon siswa terhadap tindak mengajar dari guru. Perilaku belajar tersebut ada hubungannya dengan desain instruksional guru. Dalam desain instruksional, guru membuat tujuan instruksional khusus atau sasaran belajar (Sohari, Sahrani dkk.2008.Peran Pendidikan Agama Islam.Jakarta: Rajawali Press).
Dalam firman Allah SWT : “Allah niscaya mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan mereka yang berilmu pengetahuan bertingkat derajat dan Allah maha mengetahui terhadap apa yang kamu lakukan”.(Qs. Al-mujadalah : 11).
9
Artinya: ”Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
2.4 Hakekat Pembelajaran
a) Pengertian Pembelajaran
• Menurut Gagne, Briggs, dan wagner dalam Udin S. Winataputra (2008) pengertian pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.
• Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seseorang manusia serta dapat berlaku dimanapun dan kapanpun.
Pembelajaran mempunyai pengertian mirip dengan pengajaran, walaupun menpunyai konotasi yang berbeda. Dalam kontek pendidikan, guru mengajar 10
supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap(aspek efektif), serta ketrampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik Wasty Soemanto. 1987. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bina Aksara).
.
b) Istilah dalam Pembelajaran
Ada beberapa istilah pembelajaran, diantaranya adalah :
• Metode
Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi.
• Pendekatan (Approach)
Pendekatan merupakan titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber dari pendekatan tertentu. Misalnya pendekatan dalam pembelajaran yaitu pendidikan yang berpusat pada guru dan pendekatan yang berpusat pada siswa. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung, pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan pendekatan yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif.
• Teknik
Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Misalnya, cara yang harus dilakukan agar metode ceramah berjalan efektif dan efisien. Dengan demikian, sebelum seseorang melakukan proses ceramah sebaiknya memperhatikan
11
kondisi dan situasi. Misalnya, berceramah pada siang hari setelah makan siang dengan jumlah siswa yang banyak tentu saja akan berbeda jika ceramah itu dilakukan pada pagi dengan jumlah siswa yang terbatas.
• Taktik
Taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu. Taktik sifatnya lebih individual, walaupun dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah dalam situasi dan kondisi yang sama, sudah pasti mereka akan melakukannya secara berbeda, misalnya dalam taktik menggunakan ilustrasi atau menggunakan gaya bahasa agar materi yang disampaikan mudah dipahami.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu strategi pembelajaran yang diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang digunakan, sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran guru dapat menentukan teknik yang dianggapnya relevan dengan metode, dan penggunaan teknik itu setiap guru memiliki taktik yang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan yang lain (Djiwandono dan Siti Wuryani.2002.Psikologi Pendidikan.Jakarta:Grasindo).
.
c) Strategi Pembelajaran
Strategi belajar mengajar secara umum ini meliputi :
1) Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan perilaku pelajar
2) Menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan terhadap masalah belajar mengajar, memilih prosedur, metode dan teknik belajar mengajar
3) Norma dan kriteria keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
Strategi dapat diartikan sebagai garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dikaitkan dengan belajar mengajar strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru, murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menurut Newman Mogan strategi dasar setiap usaha meliputi 4 masalah, yaitu :
􀂾 Pengidentifikasian dan penetapan spesifikasi dan kualifikasi hasil
12
yang harus dicapai dan menjadi sasaran usaha tersebut dengan mempertimbangkan aspirasi masyarakat yang memerlukannya.
􀂾 Pertimbangan dan pemilihan pendekatan utamayang ampuh untuk mencapai sasaran.
􀂾 Pertimbangan dan penetapan langkah-langkah yang ditempuh sejak awal sampai akhir.
􀂾 Pertimbangan dan penetapan tolok ukur dan ukuran baku yang akan digunakan untuk menilai keberhasilan usaha yang dilakukan.
Kalau diterapkan dalam konteks pembelajaran, keempat strategi dasar tersebut bisa diterjemahkan menjadi : (1) mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku kepribadian peserta didik yang diharapkan; (2) memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat; (3) memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat, efektif, sehingga dapat dijadikan pegangan oleh para guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya; dan (4) menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria dan standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik untuk penyempurnaan sistem instrusional yang bersaangkutan secara keseluruhan.
Dari uraian di atas tergambar bahwa ada 4 masalah pokok yang sangat penting yang dapat dan harus dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar supaya sesuai dengan yang diharapkan.
Pertama, spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang diinginkan sebagai hasil belajar mengajar yang dilakukan. Dengan kata lain apa yang harus dijadikan sasaran dari kegiatan belajar mengajar tersebut. Sasaran ini harus dirumuskan secara jelas dan konkrit sehingga mudah dipahami oleh peserta didik. Perubahan perilaku dan kepribadian yang kita inginkan terjadi setalah siswa mengikuti suatu kegiatn belajar mengajar itu harus jelas, misalnya dari tidak bisa membaca berubah menjadi bisa.
Kedua, memilih cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif untuk mencapai sasaran. Bagaimana cara kita memandang suatu
13
persoalan, konsep, pengertian, dan teori apa yang kita gunakan dalan memecahkan suatu kasus akan mempengaruhi hasilnya. Suatu masalah yang dipelajari oleh dua orang dengan pendekatan berbeda akan menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang tidak sama. Norma-norma sosial seperti baik, benar, adil dll akan melahirkan kesimpulan yang berbeda bahkan mungkin bertentangan kalau dalam cara pendekatannya menggunakan berbagai disiplin ilmu. Pengertian-pengertian, konsep, dan teori ekonomi tentang baik, benar, adil, tidak sama menurut pengertian konsep dan teori antropologi. Juga tidak sama dengan yang menggunakan pendekatan agama. Begitu juga dengan pendekatan terhadap kegiatan belajar mengajar dalam pembelajaran.
Ketiga, memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik penyajian untuk memotivasi siswa agar mampu menerapkan pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah, berbeda dengan cara atau upaya siswa terdorong dan mampu berfikir bebas dan cukup keberanian untuk mengemukakan pendapatnya sendiri.
Keempat, menetapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan sehingga guru mempunyai pegangan yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai sampai sejauh mana keberhasilan tugas-tugas yang telah dilakukannya. Suatu program baru bisa diketahui keberhasilannya setelah dilakukan evaluasi. Sistem penilaian dalam kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu strategi yang tidak bisa dipisahkan dengan strategi dasar lainnya. Seorang siswa dapat dikategorikan sebagai siswa yang berhasil bisa dilihat dari berbagai segi. Dari kerajinannya mengikuti tatap muka dengan guru, perilaku sehari-hari di sekolah, hasil ulangan, hubungan sosial, kepemimpinan dll (Dimyati dan Mudjiono.2006.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta : Rineka cipta).
.
Konsep Strategi Belajar-Mengajar Yang Islami
Strategi Belajar-Mengajar Menurut Konsep Islami, pada dasarnya sebagai berikut:
1. Proses belajar mengajar dilandasi dengan kewajiban yang dikaitkan dengan niat ibadah kepada Allah.
Niat artinya menyengaja sesuatu dibarengi dengan mengerjakannya. Tempat
14
niat berada dalam hati, tetapi disunahkan diucapkan dengan lisan. Niat sangat berperan dalam memberi makna dan hukum bagi pelaksanaan perbuatan atau amal. Sebagaimana sabda Rosulullah SAW yang artinya segala perbuatan tergantung apa yang diniatkannya (HR.Bukhari dan Muslim) begitu pula firman Allah dalam Al-Qur’an yang artinya padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan ketaatan kepada-Nya dan menjalankannya dengan lurus (niat ikhlas) (Al-Bayyinah:5). Kewajiban seorang guru dalam menilai tujuan dan melaksanakan tugas mengajar karena semata-mata mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ada dua sudut pandang dalam melaksanakan tugas ini yaitu:
1. Sebagai tugas kekhalifahan
2. Melaksanakan ibadah kepada Allah untuk mencari keridhaan-Nya
3. Tugas mengajarkan dan mengamalkan ilmu dalam proses belajar mengajar adalah kewajiban guru, sedangkan peserta didik mempunyai kewajiban menuntut Ilmu.
2. Konsep strategi belajar mengajar memerlukan kreativitas baik metodologi maupun desain pembelajaran.
Kreatifitas adalah kemampuan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru.
Orang kreatif harus memiliki kebebasan berfikir dan bertindak. Guru merupakan salah seorang yang memiliki kebebasan tersebut yang berasal dari dirinya.
Guildford mengatakan kreatifitas merupakan kemampuan berfikir divergen atau kemampuan berfikir menjajaki bermacam-macam alternative jawaban terhadap persoalan yang sama benarnya. Dalam hal ini, Guildford menemukan faktor penting yang merupakan ciri dari berfikir kreatif adalah:
Fluency of thinking yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak ide yang dikeluarkan oleh seseorang secara cepat.
Flexibility yaitu kemampuan untuk memproduksi sejumlah ide, jawaban-jawaban, atau pertanyaan-pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dalam sudut pandang yang berbeda, mencari alternatif atau arah yang berbeda, dan mampu macam-macam pendekatan.
Elaboration yaitu kemampuan untuk mengembangkan gagasan-gagasan
15
Originality yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan yang biasa dan alami.
3. Mendidik dengan ketauladanan yang baik
Al-qur’an telah memberikan contoh manusia bagaimana meniru, misalnya kisah kabil yang dapat mengetahui bagaimana cara menguburkan mayat saudaranya kabil, yakni diajarkan oleh Allah melalui seekor gagak yang menggali-gali tanah. (Al-maidah:31).
Edi Suardi (1996) menyebutkan bahwa ketauladan itu ada dua macam:
1) Sengaja berbuat untuk berbuat agar ditiru oleh anak didik.
2) Berprilaku sesuai nilai dan norma yang akan ditanamkan pada anak didik.
Nabi Muhammad SAW sebagai pendidik agung dan sejati memberikan tauladan terhadap umat dalam kesempurnaan akhlak diantaranya sebagai berikut.
• Kejujuran
• Kecerdasan
• Dakwah
• Keteguhan hati dalam masalah ibadah
• Kedermawanan
• Kerendahan hati
• Pemaaf
4. Membutuhkan pembiasaan-pembiasaan untuk mencapai hasil yang maksimal
Dalam kehidupan sehari-hari pembiasan itu merupakan hal yang sangat penting karena kita banyak melihat orang yang bertingkah laku karena kebiasaan semata-mata. Tanpa hal itu, kita akan berjalan terasa lambat sekali. Sebab sebelum melakukan sesuatu, kita harus memikirkan terlebih dahulu apa yang harus dilakukan itu. Rosulullah sendiri telah memerintahkan kepada pendidik agar menyuruh anak-anak mereka untuk mengejarkan shalat ketika telah berumur 7 tahun. Rosulullah SAW bersabda “suruhlah anak-anak mu mengerjakan shalat ketika mereka berumur 7 tahun dan pukullah mereka jika enggan mengerjakannya setelah berumur 10 tahun dan memisahkan mereka ketika mereka tidur”.
5. Mengadakan evaluasi
Pupuh faturrahman dalam bukunya mengatakan bahwa tolak ukur keberhasilan atau evaluasi bukan hanya IQ saja yang menjadi ukuran, tetapi juga
16
harus menjadi ukuran adalah dalam bersikap dan berbuat atau istilah lainnya keberhasilan dalam emosi dan spiritual.
Edwin Wand dan Geraqlf W.Brown evaluasi merupakan suatu proses atau tindakan dalam untuk menentukan nilai dari sesuatu. Muhimin dan abdul mujib (1993) evaluasi merupakan proses penaksiran terhadap kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan anak didik dalam proses pendidikan.
Sedangkan Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa objek evaluasi yang bersifat rohan sekurang-kurangnya ada empat hal, yaitu kemampuan, sikap, keperibadian, dan intelegensi.
Umar bin khatab pernah berkata tentang evaluasi, evaluasilah dirimu sebelum dievaluasi oleh orang lain.
6. Dalam proses pembelajaran belajar-mengajar harus diawali dan diakhiri dengan do’a.
Dalam kehidupan ini, seseorang pasti memerlukan bantuan dari yang lainnya. Tidak ada seorang pun yang tidak memerlukan orang lain. Do’a merupakan penyejuk dan penawar hati yang duka, melepaskan belenggu derita yang dialami manusia dalam hidupnya. Berdo’a merupakan ibadah yang khas yang menghubungkan hati manusia dengan khaliknya yang harus dilakukan pada permulaan, pertengahan, atau sudah melaksanakan aktivitas kehidupannya. Islam menganjurkan bahkan mewajibkan kepada umat muslim untuk berdoa setiap saat dan kegiatan.
Anjuran tersebut terdapat pada Al-Qur’an dan sunnah rosul yang artinya ”Berdo’alah kepad-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang yang menyombongkan diri dari menyembahku akan masuk kedalam neraka jahannam dalam keadaan hina.”
Dan rosulullah SAW bersabda yang artinya: ”Doa itu senjata orang yang beriman dan tiangnya agama serta cahaya langit dan bumi.”
Doa merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Dengan doa ilmu yang diperoleh akan bermanfaat. Dan dengan doa pula, kita telah menunjukan sebentuk kesadaran bahwa segala sesuatu dibawah kuasanya sekaligus sebagai perwujudan rasa kepada Allah SWT. (Anonymous.2010.www.muslimheritage.com.Islam dan Belajar) 17
d) Tahapan Pokok Mengajar
Secara umum ada 3 pokok dalam mengajar yakni tahap permulaan (Prainstruksional), tahap pengajaran (instruksional), dan tahap penilaian dan tindak lanjut.
1. Tahap Prainstrusional
Tahap Prainstrusional adalah tahapan yang ditempuh guru pada saat ia memulai proses belajar dan mengajar. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam tahapan ini adalah :
􀂃 Guru menanyakan kehadiran siswa dan mencatat siapa yang tidak hadir. Kehadiran siswa dalam pengajaran dapat dijadikan tolok ukur kemampuan guru mengajar. Tidak selalu ketidakhadiran siswa dikarenakan sakit, malas, bolos, dll. Tetapi bisa juga karena cara mengajar guru tersebut tidak menyenangkan atau sikapnya yang tidak disukai siswa ataupun karena cara penilaiannya kurang adil. Serta guru tersebut suka memberi hukuman yang menimbulkan frustasi dll.
􀂃 Bertanya kepada siswa sampai dimana pembahasan sebelumnya. Dengan guru mengetahui ada tidaknya kebiasaan belajar siswa di rumah.
􀂃 Mengajukan pertanyaan kepada sisa tentang bahan pelajaran yang diberikan sebelumnya.
􀂃 Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan pelajaran yang belum dikuasai dari pengajaran yang telah disampaikan.
􀂃 Mengulang kembali bahan pelajaran yang lalu secara singkat tapi mencakup semuanya.
Tujuan tahapan ini adalah mengungkapkan kembali tanggapan siswa terhadap bahan yang telah diterimanya. Tahap ini seperti kegiatan pemanasan dalam olahraga.
2. Tahap Instruksional
Tahap ini adalah tahap pengajaran atau inti, yakni memberikan bahan pelajaran yang telah disusun guru sebelumnya. Secara umum dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
􀂃 Menjelaskan pada siswa tujuan pengajaran yang harus dicapai siswa.
􀂃 Menulis pokok materi.
18
􀂃 Membahas pokok materi.
􀂃 Pada setiap pokok materi yang dibahas sebaiknya diberikan contoh-contoh konkret. Demikian pula siswa harus diberikan pertanyaan atau tugas.
􀂃 Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas pembahasan setiap pokok materi yang diperlukan.
􀂃 Menyimpulkan hasil pembahasan dari pokok materi.
3. Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut
Tahap yang ketiga adalah tahap evaluasi atau penilaian dan tindak lanjut dalam kegiatan pembelajaran. Tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan darri tahapan kedua.
Ketiga tahap di atas merupakan satu rangkaian terpadu. Guru dituntut untuk mampu dan dapat mengatur waktu dan kegiatan secara fleksibel, sehingga ketiga rangkaian tersebut diterima oleh siswa secara utuh. Disinilah letak keprofesional dari seorang guru (Syah, Muhaibbin.2009.Psikologi Belajar. Jakarta : Rajawali Press).
19
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku ataupun potensi perilaku sebagai dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.
Ciri-ciri belajar yaitu yang memenuhi 9 unsur-unsur pokok yaitu ; Perilaku (Siswa yang bertindak belajar), Tujuan (Memperoleh hasil belajar dan pengalaman hidup), Proses (Internal pada diri pembelajar), Tempat (Sembarang tempat), Lama waktu (Sepanjang hayat), Syarat terjadi (Motivasi belajar kuat), ukuran keberhasilan (Dapat memecahkan masalah), Faedah (Mempertinggi martabat pribadi) hasil. ( Hasil belajar sebagai dampak pengajaran dan pengiring).
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan, kemahiran dan tabiat, serta Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Ada beberapa istilah pembelajaran, diantaranya adalah : Metode, Pendekatan, Teknik, Taktik,
Dari istilah-istilah di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu strategi pembelajaran yang diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang digunakan, sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran guru dapat menentukan teknik yang dianggapnya relevan dengan metode, dan penggunaan teknik itu setiap guru memiliki taktik yang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan yang lain.
3.2 Saran
Untuk membuat pendidikan ini berjalan lebih baik lagi, para siswa harus meningkatkan belajarnya dan aktif ketika pelajaran berlangsung. Dan bagi seorang guru harus menggunakan metode pengajaran yang lebih baik lagi, ketika pembelajaran berlangsung. Yang membuat siswa merasa senang di kelas dan menggugah selera siswa untuk lebih rajin dalam belajar baik dalam kelas maupun nanti ketika di rumah. Untuk itu cara pengajarannya pun harus yang menarik agar tidak membuat jenuh.

HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

a. Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Proses belajar adalah proses yang kompleks, tergantung pada teori belajar yang dianutnya.
1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian belajar, diantaranya :
Howard L. Kingsley dalam Dantes (1997) mengemukakan bahwa 'belajar adalah suatu proses bukan produk. Proses dimana sifat dan tingkah laku ditimbulkan dan diubah melalui praktek dan latihan‟.
a. Hilgard dalam Nasution (1997:35) mengatakan bahwa belajar adalah „proses melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan yang dibedakan dari perubahan-perubahan oleh factor-faktor yang tidak termasuk latihan‟.
b. Jauhari (2000:75) mengatakan bahwa belajar adalah „proses untuk memperoleh perubahan yang dilakukan secara sadar, aktif, dinamis, sistematis, berkesinambungan, integrativ dan tujuan yang jelas‟.
c. Fontana dalam Khoir (1991) memusatkan belajar dalam tiga hal, yaitu belajar adalah mengubah tingkah laku, perubahan adalah hasil dari pengalaman, dan perubahan terjadi dalam perilaku individu.
Jadi, pada hakekatnya belajar adalah segala proses atau uasaha yang dilakukan secara sadar, sengaja, aktif, sistematis dan integrativ untuk menciptakan perubahan-perubahan dalam dirinya menuju kearah kesempurnaan hidup.
Skinner dalam Syamsudin (2000) berpendapat bahwa proses belajar melibatkan tiga tahapan yaitu adanya rangsangan, lahirnya perilaku dan adanya penguatan. Munsterberg dan Taylor dalam Nasution (2000:50) mengadakan penelitian ilmiah tentang cara-cara belajar yang baik, dari 517 cara belajar yang baik, ada beberapa point yang sangat penting, diantaranya :
a. Keadaan jasmani yang sehat
b. Keadaan sosial dan ekonomi yang stabil
c. Keadaan mental yang optimis
d. Menggunakan waktu yang sebaik-baiknya
e. Membuat catatan
Dalam menuju kesempurnaan hidup, belajar tidak lepas dari keseluruhan aspek pribadi manusia. Ada beberapa macam-macam aktifitas dalam belajar yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. Menggunakan panca indra untuk mengindra dan mengamati yang merupakan kegiatan belajar yang paling mendasar dan telah dilakukan sejak awal kehidupan manusia.
b. Membaca merupakan kegiatan belajar yang paling penting dan utama dalam belajar.
c. Mencatat dan menulis point-point penting dari yang telah diamati dan dibaca sangat diperlukan untuk memperkuat ingatan dan mudah direproduksi kembali.
d. Mengingat dan menghafal adalah cara mudah untuk menyimpan kesan-kesan dalam memori.
e. Berfikir dan berimajinasi akan mampu melahirkan banyak karya yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
f. Bertanya dan berkonsultasi tentang sesuatu yang belum diketahui merupakan kegiatan belajar yang harus dibiasakan.
g. Latihan dan mempraktekan sesuatu yang telah dipelajari akan mampu menciptakan perubahan dalam dirinya.
h. Menghayati pengalaman, karena pengalaman adalah guru terbaik.
2. Keberhasilan Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan peningkatan dan perubahan kemampuan kognitif, apektif, dan psikomotorik kearah yang lebih baik lagi. Keberhasilan belajar siswa merupakan akibat dari tindakan dari sebuah pembelajaran yang tidak lepas dari peran aktif guru dan siswa itu sendiri dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dimyati dan Mujiono dalam Sukaesih (2002:22) mengenai rekayasa pembelajaran menyebutkan bahwa :
a. Guru melakukan rekayasa pembelajaran yang dilakukan berdasarkan kurikulum yang berlaku.
b. Siswa harus mempunyai kepribadian, pengalaman, dan tujuan
c. Guru menyusun desain intruksional untuk membelajarkan siswa.
d. Guru menyediakan kegiatan belajar mengajar siswa.
e. Guru mengajar di kelas dengan maksud membelajarkan siswa dengan menggunakan asas pendidikan dan teori belajar.
f. Siswa mengalami proses belajar dalam meningkatkan kemampuannya.
g. Dari suatu proses belajar siswa suatu hasil belajar.
Dengan belajar, seharusnya siswa dapat berubah menjadi lebih baik. Perubahan-perubahan yang terjadi dari hasil belajar harus mengacu kepada kesadaran, niat, tujuan belajar, berlangsung secara terus menerus dan menimbulkan perubahan positif dalam moralitas, mental, pengetahuan, dan keterampilan siswa (Jauhari, 2000:78). Hal itu akan terwujud bila didukung oleh empat hal, yaitu :
a. Memiliki kemauan dan kesiapan untuk belajar. Hal ini berkaitan dengan niat dan motivasi siswa.
b. Adanya keinginan untuk berprstasi. Hal ini berkaitan dengan semangat dan etos belajar siswa.
c. Memiliki kemampuan dan tradisi intelektual positif yang berkaitan dengan kecerdasan, sikap, dan perilaku dalam belajar.
d. Berusaha menciptakan suasana belajar yang kondusif, yang berhubungan dengan kondisi fisik dan psikis.
Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh unsur-unsur belajar, baik unsur luar maupun unsur dalam. Unsur-unsur tersebut adalah:
a. Unsur luar
1) Lingkungan alami seperti keadaan suhu, kelembapan udara berpengaruh dalam proses dan hasil belajar.
2) Lingkungan social baik yang berwujud manusia maupun yang lainnya berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.
3) Instrumental yang terdiri dari kurikulum, program, sarana dan prasaran, serta guru sebagai pendidik.
b. Unsur dalam ( kondisi individu )
1) Kondisi fisiologis dan panca indra terutama pendengaran dan penglihatan.
2) Kondisi psikologis yang terdiri atas minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan keterampilan kognitif. (Nasution,1994)
b. Hakikat Pembelajaran Tematik
Pembelajaran di kelas rendah pada sekolah dasar harus memperhatikan karakteristik siswa yang akan menghayati pengalaman belajar sebagai suatu kesatuan yang utuh. Pembelajaran yang memisahkan penyajian mata pelajaran akan membuat siswa kelas rendah merasa kesulitan dalam belajar. Oleh karena itu, pembelajaran harus dirancang sedemikian rupa agar siswa mendapat pengalaman belajar yang bermakna.
1. Pengertian Pendekatan Tematik
Resmini (2006) berpendapat bahwa:
“pembelajaran tematik sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada siswa”.
Pembelajaran tematik diyakini sebagai pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada praktek pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak. Sejalan dengan itu, pembelajaran tematik akan dikendalikan oleh eksplorasi topik yang ada dalam kurikulum. Dengan demikian, siswa dapat belajar menghubungkan proses dan isi butir-butir pembelajaran secara lintas disipilin.
2. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Pembelajaran Tematik Diterapkan di Sekolah Dasar
Resmini (2006:19) berpendapat bahwa pembelajaran tematik memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan pembelajaran tematik diantaranya :
a. Mendorong guru berkreatifitas, sehingga guru dituntut untuk memiliki wawasan, pemahaman, dan kreatifitas dalam pembelajaran.
b. Memberikan guru untuk mengembangkan situasi pembelajaran yang utuh, dinamis, menyeluruh, dan bermakna sesuai kemampuan, kebutuhan, dan kesiapan siswa.
c. Mempermudah dan memotivasi siswa untuk mengenal, menerima, menyerap, dan memahami hubungan antara konsep, pengetahuan, dan nilai yang terdapat dalam setiap mata pelajaran.
d. Menghemat waktu, tenaga, biaya dan sarana, juga menyederhanakan langkah-langkah pembelajaran.
Adapun kelemahan pembelajaran tematik diantaranya adalah :
a. Menuntut peran guru yang memiliki pengetahuan dan wawasan luas, kreatifitas tinggi, keterampilan, kepercayaan diri dan etos akademik yang tinggi, dan berani untuk mengemas dan mengembangkan materi.
b. Dalam pengembangan kreatifitas akademik, menuntut kemampuan belajar siswa yang baik dalam aspek intelegensi.
c. Pembelajaran tematik memerlukan sarana dan sumber informasi yang cukup banyak dan berguna untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan yang diperlukan.
d. Memerlukan jenis kurikulum yang terbuka untuk pengembangannya.
e. Pembelajaran tematik memerlukan system penilaian dan pengukuran ( obyek, indikator, dan prosedur ) yang terpadu.
f. Pembelajaran tematik tidak mengutamakan salah satu atau lebih mata pelajaran dalam proses pembelajarannya.
3. Model Pendekatan Tematik
Fogarty dalam Resmini (2006:31) memberikan sepuluh pandangan tentang pembelajaran terpadu, yaitu :
a. Fragmented.
Model fragmented pemaduannya hanya terbatas pada satu disiplin ilmu tertentu saja. Misalnya mata pelajaran bahasa dan sastra indonesia disikapi memiliki dua disiplin yang berbeda, yakni bahasa dan kesusastraan. Pemaduan butir pembelajaran kosa kata, struktur, membaca, dan mengarang hanya dihubungkan dengan pembelajaran kemampuan berbahasa saja. Pembelajaran ini dilakukan secara berurutan pada jam-jam pelajaran yang berbeda.
b. Connected
Model connected dilandasi anggapan bahwa butir-butir pembelajaran dapat dipayungkan pada induk disiplin ilmu tertentu. Misalnya dalam pembelajaran bahasa dan sastra indonesia berada dalam satu disiplin ilmu, butir pembelajaran kosa kata, struktur, membaca, dan mengarang merupakan satu keutuhan yang membentuk kemampuan bernahasa dan bersastra. Hanya saja pembentukan pemahaman, keterampilan, dan pengalaman tidak berlangsung secara otomatis, maka guru harus mengemas pembelajaran secara terpadu.
c. Nested
Model nested merupakan pemaduan berbagai bentuk penguasaan konsep dan keterampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran, pembelajaran berbagai bentuk konsep dan keterampilan tidak harus dirumuskan dalam indikator keberhasilan
d. Sequenced
Model sequenced merupakan model pemaduan topik antar mata pelajaran yang berbeda secara paralel.
e. Shared
Model shared merupakan bentuk pemaduan yang disebabkan ketumpangtindihan konsep dalam dua mata pelajaran atau lebih.
f. Webbed
Model webbed adalah model yang dianggap paling populer. Pada dasarnya model webbed merupakan bentuk yang bertolak belakang dari pendekatan tematis dalam mengintegrasikan bahan pembelajaran. Tema sebagai ide sentral dijadikan sebagai landasan penyampaian isi pembelajaran interdispliner maupun antardisipliner.
g. Threated
Model threated merupakan pemaduan bentuk keterampilan. Misalnya mengadakan prediksi dan estimasi dalam matematika. Model ini berfokus kepada metacurriculum.
h. Integrated
Model integrated merupakan model pemaduan sejumlah topik pembelajaran dari mata pelajaran yang berbeda tapi esensinya sama dalam sebuah topik tertentu. Misalnya topik evidensi yang semula ada dalam matematika, sains, dan pengetahuan sosial agar tidak membuat muatan kurikulum berlebihan cukup diletakkan dalam mata pelajaran sains.
i. Immersed
Model immersed cukup dirancang untuk membantu siswa dalam menyaring dan memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan dihubungkan dengan medan pemakaiannya. Dalam hal ini, tukar pengalaman dan pemanfaatan pengalaman sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.
j. Networked
Model networked merupakan model pemaduan pembelajaran yang mengandaikan kemungkinan pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun bentuk keterampilan baru setelah mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda-beda. Belajar disikapi sebagai proses yang berlangsung secara terus menerus karena adanya hubungan timbal balik antara pemahaman dan kenyataan yang dihadapi siswa.
3. Perencanaan Pembelajaran Tematik
Berdasarkan pendapat Resmini (2006:75) bahwa pembelajaran tematik mempunyai ciri-ciri berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung pada siswa, pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, penyajian konsep dari berbagai mata pelajaran dalam satu proses pembelajaran, bersifat fleksibel, dan hasil pembelajaran
dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa, maka langkah-langkah perencanaan pembelajaran tematik yang harus dilakukan adalah :
a. Mempelajari butir-butir pembelajaran dalam KTSP.
b. Menyusun sendiri butir-butir pembelajaran apa saja yang dapat dipadu dan dipayungkan dalam unit tematis tertentu.
c. Menetapkan kompetensi dasar dan merumuskan indikator pembelajarannya.
d. Mengidentifikasi keselarasan hubungan kompetensi dasar dengan butir-butir indikator hasil belajar dari antartopik pembelajaran.
e. Menentukan tema dan teks yang akan dijadikan payung dan landasan pembelajaran.
f. Menentukan skenario pembelajaran.
Skenario pembelajaran kurang lebih harus menggambarkan :
a. Prosedur kegiatan belajar tergambarkan dalam kegiatan pembelajaran.
b. Kegiatan yang dilakukan guru dalam menciptakan, mengendalikan, dan menilai proses pembelajaran harus mencakup kegiatan yang dilakukan guru maupun siswa.
c. Bentuk interaksi dialog harus dilakukan antar guru-siswa dan siswa-siswa.
4. Alasan Penerapan Pembelajaran Tematik
Disamping meningkatkan efesiensi penyelenggaraan program pendidikan, juga karena :
a. Peneliti sebagai guru kelas mengetahui dan memahami masalah-masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran selama ini.
b. Pembelajaran dirasa lebih tepat diterapkan di kelas rendah karena sesuai dengan karakteristik belajar siswa
c. Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa.
d. Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna.
e. Mengembangkan keterampilan berpikir siswa dengan permasalahan yang dihadapi.
f. Menumbuhkan keterampilan sosial dan bekerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA

PEMBAHASAN

2.1 Sistem manajemen sumber daya manusia

Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia (SMSDM/HRMS) merupakan sebuah bentuk interseksi/pertemuan antara bidang ilmu manajemen sumber daya manusia (MSDM) dan teknologi informasi. sistem ini menggabungkan MSDM sebagai suatu disiplin yang utamanya mengaplikasikan bidang teknologi informasi ke dalam aktifitas-aktifitas MSDM seperti dalam hal perencanaan, dan menyusun sistem pemrosesan data dalam serangkaian langkah-langkah yang terstandarisasi dan terangkum dalam aplikasi perencanaan sumber daya perusahaan/enterprise resource planning (ERP). Secara keseluruhan sistem ERP bertujuan mengintegrasikan informasi yang diperoleh dari aplikasi-aplikasi yang berbeda ke dalam satu sistem basisdata yang bersifat universal. Keterkaitan dari modul kalkulasi finansial dan modul MSDM melalui satu basisdata yang sama merupakan hal yang sangat penting yang membedakannya dengan bentuk aplikasi lain yang pernah dibuat sebelumnya, menjadikan aplikasi ini lebih fleksibel namun juga lebih kaku dengan aturan-aturannya.

2.1.1 Manajemen sumber daya manusia

Manajemen sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur sumber daya yang dimiliki oleh individu dapat digunakan secara maksimal sehingga tujuan (goal) menjadi maksimal. MSDM didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia - bukan mesin - dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis. Kajian MSDM menggabungkan beberapa bidang ilmu seperti psikologi, sosiologi, dll. Menurut Henry Simamora dalam Manajemen Sumber Daya Manusia : Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktek manajemen yang mempengaruhi secara lansung sumber daya manusianya (2006:5).

2.1.2 Rantai suplai

Rantai suplai rantai pasokan, jaringan logistik, atau jaringan suplai adalah sebuah sistem terkoordinasi yang terdiri atas organisasi, sumber daya manusia, aktivitas, informasi, dan sumber-sumber daya lainnya yang terlibat secara bersama-sama dalam memindahkan suatu produk atau jasa baik dalam bentuk fisik maupun virtual dari suatu pemasok kepada pelanggan. Badan usaha yang melaksanakan fungsi suplai pada umumnya terdiri dari manufaktur, penyedia layanan jasa, distributor, dan saluran penjualan (seperti: pedagang eceran, ecommerce, dan pelanggan (pengguna akhir). Aktivitas rantasi suplai (rantai nilai dan proses siklus hidup) mengubah bahan baku dan bahan pendukung menjadi sebuah barang jadi yang dapat dikirimkan kepada pelanggan pengguna akhir. Rantai suplai menghubungkan rantai nilai.
Ada berbagai jenis model rantai suplai, yang masing-masing menghubungkan mulai dari sisi hulu hingga hilir.
Tujuan utama supply chain management adalah untuk memenuhi permintaan pelanggan melalui penggunaan sumber daya yang pailng efisien, termasuk kapasitas distribusi, persediaan, dan sumber daya manusia.
Beberapa perusahaan memilih untuk mengalihdayakan supply chain manegement mereka dengan bekerja sama dengan penyedia jasa logistik pihak ketiga.

2.2 Perencanaan sumber daya perusahaan

Perencanaan sumber daya perusahaan, atau sering disingkat ERP dari istilah bahasa Inggrisnya, enterprise resource planning, adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan.

2.2.1 Sejarah

ERP berkembang dari Manufacturing Resource Planning (MRP II) dimana MRP II sendiri adalah hasil evolusi dari Material Requirement Planning (MRP) yang berkembang sebelumnya. Sistem ERP secara modular biasanya menangani proses manufaktur, logistik, distribusi, persediaan (inventory), pengapalan, invoice dan akunting perusahaan. Ini berarti bahwa sistem ini nanti akan membantu mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi, manajemen persediaan, manajemen kualitas dan sumber daya manusia.

2.2.2 Karakter Sistem

ERP sering disebut sebagai Back Office System yang mengindikasikan bahwa pelanggan dan publik secara umum tidak dilibatkan dalam sistem ini. Berbeda dengan Front Office System yang langsung berurusan dengan pelanggan seperti sistem untuk e-Commerce, Customer Relationship Management (CRM), e-Government dan lain-lain.

2.2.2.1 Modul ERP

Secara modular, software ERP biasanya terbagi atas modul utama yakni Operasi serta modul pendukung yakni Finansial dan Akunting serta Sumber Daya Manusia.

2.2.2.1.1 Modul Operasi

2.2.2.1.2 Modul Finansial dan Akunting

2.2.2.1.3 Modul Sumber Daya Manusia

2.2.2.2 Keuntungan penggunaan ERP

2.2.2.2.1 Integrasi data keuangan

Untuk mengintegrasikan data keuangan sehingga top management bisa melihat dan mengontrol kinerja keuangan perusahaan dengan lebih baik

2.2.2.2.2 Standarisasi Proses Operasi

Menstandarkan proses operasi melalui implementasi best practice sehingga terjadi peningkatan produktivitas, penurunan inefisiensi dan peningkatan kualitas produk

2.2.2.2.3 Standarisasi Data dan Informasi

Menstandarkan data dan informasi melalui keseragaman pelaporan, terutama untuk perusahaan besar yang biasanya terdiri dari banyak business unit dengan jumlah dan jenis bisnis yg berbeda-beda

2.2.2.3 Keuntungan yg bisa diukur

1.            Penurunan inventori
2.            Penurunan tenaga kerja secara total
3.            Peningkatan service level
4.            Peningkatan kontrol keuangan
5.            Penurunan waktu yang di butuhkan untuk mendapatkan informasi

2.2.3 Memilih ERP

2.2.3.1 Latar Belakang

*       Investasi ERP sangat mahal dan pilihan ERP yang salah bisa menjadi mimpi buruk
*       ERP yang berhasil digunakan oleh sebuah perusahaan tidak menjadi jaminan berhasil di perusahaan yang lain
*       Perencanaan harus dilakukan untuk menyeleksi ERP yg tepat
*       Bahkan dalam beberapa kasus yang ekstrim, evaluasi pilihan ERP menghasilkan rekomendasi untuk tidak membeli ERP, tetapi memperbaiki Business Process yang ada
*       Tidak ada ‘keajaiban’ dalam ERP software. Keuntungan yang didapat dari ERP adalah hasil dari persiapan dan implementasi yang efektif
*       Tidak ada software atau sistem informasi yang bisa menutupi business strategy yang cacat dan business process yang ‘parah’
Secara singkat, tidak semua ERP sama kemampuannya dan memilih ERP tidaklah mudah (paling tidak, tidaklah sederhana), dan memilih ERP yang salah akan menjadi bencana yang mahal

2.2.3.2 3 Syarat sukses memilih ERP

§  Knowledge

§  Experience

Knowledge & Experience
*       Knowledge adalah pengetahuan tentang bagaimana cara sebuah proses seharusnya dilakukan, jika segala sesuatunya berjalan lancar
*       Experience adalah pemahaman terhadap kenyataan tentang bagaimana sebuah proses seharusnya dikerjakan dengan kemungkinan munculnya permasalahan
*       Knowledge tanpa experience menyebabkan orang membuat perencanaan yang terlihat sempurna tetapi kemudian terbukti tidak bisa diimplementasikan
*       Experience tanpa knowledge bisa menyebabkan terulangnya atau terakumulasinya kesalahan dan kekeliruan karena tidak dibekali dengan pemahaman yg cukup

§  Selection Methodology

Metodologi
*       Ada struktur proses seleksi yang sebaiknya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dalam memilih ERP
*       Proses seleksi tidak harus selalu rumit agar efektif. Yang penting organized, focused dan simple
*       Proses seleksi ini biasanya berkisar antara 5-6 bulan sejak dimulai hingga penandatanganan order pembelian ERP
(BK. Khaitan, weblink)
*       Berikut ini adalah akivitas yg sebaiknya dilakukan sebagai bagian dari proses pemilihan software ERP: analisa strategi bisnis, analisa sumber daya manusia, analisa infrastruktur dan analisa software

2.2.3.3 Analisa Business Strategy

*       Bagaimana level kompetisi di pasar dan apa harapan dari customers?
*       Adakah keuntungan kompetitif yang ingin dicapai?
*       Apa strategi bisnis perusahaan dan objectives yang ingin dicapai?
*       Bagaimana proses bisnis yang sekarang berjalan vs proses bisnis yang diinginkan?
*       Adakah proses bisnis yang harus diperbaiki?
*       Apa dan bagaimana prioritas bisnis yang ada dan adakah rencana kerja yang disusun untuk mencapai objektif dan prioritas tersebut?
*       Target bisnis seperti apa yang harus dicapai dan kapan?

2.2.3.4 Analisa People

*       Bagaimana komitment top management thd usaha untuk implementasi ERP?
*       Siapa yg akan mengimplementasikan ERP dan siapa yg akan menggunakannya?
*       Bagaimana komitmen dari tim implementasi?
*       Apa yg diharapkan para calon user thd ERP?
*       Adakah ERP champion yg menghubungkan top management dgn tim?
*       Adakah konsultan dari luar yg disiapkan untuk membantu proses persiapan?

2.2.3.5 Analisa Infrastruktur

*       Bagaimanakah kelengkapan infrastruktur yang sudah ada (overall networks, permanent office systems, communication system dan auxiliary system)
*       Seberapa besar budget untuk infrastruktur?
*       Apa infrastruktur yang harus disiapkan?

2.2.3.6 Analisa Software

*       Apakah software tsb cukup fleksibel dan mudah disesuaikan dengan kondisi perusahaan?
*       Apakah ada dukungan service dari supplier, tidak hanya secara teknis tapi juga untuk kebutuhan pengembangan sistem di kemudian hari
*       Seberapa banyak waktu untuk implementasi yg tersedia
*       Apakah software memiliki fungsi yang bisa meningkatkan proses bisnis perusahaan

2.2.4 Implementasi ERP

Berikut ini adalah ringkasan poin-poin yg bisa digunakan sebagai pedoman pada saat implementasi ERP:
ERP adalah bagian dari infrastruktur perusahaan, dan sangat penting untuk kelangsungan hidup perusahaan. Semua orang dan bagian yang akan terpengaruh oleh adanya ERP harus terlibat dan memberikan dukungan
ERP ada untuk mendukung fungsi bisnis dan meningkatkan produktivitas, bukan sebaliknya. Tujuan implementasi ERP adalah untuk meningkatkan daya saing perusahaan
Pelajari kesuksesan dan kegagalan implementasi ERP, jangan berusaha membuat sendiri praktek implementasi ERP. Ada metodologi tertentu untuk implementasi ERP yang lebih terjamin keberhasilannya

2.2.4.1Gagalnya ERP

*       Waktu dan biaya implementasi yang melebihi anggaran
*       Pre-implementation tidak dilakukan dengan baik
*       Strategi operasi tidak sejalan dengan business process design dan pengembangannya
*       Orang-orang tidak disiapkan untuk menerima dan beroperasi dengan sistem yang baru

2.2.4.2 Tanda-tanda kegagalan ERP

Kegagalan ERP biasanya ditandai oleh adanya hal-hal sebagai berikut:
1.      Kurangnya komitmen top management
2.      Kurangnya pendefinisian kebutuhan perusahaan (analisa strategi bisnis)
3.      Cacatnya proses seleksi software (tidak lengkap atau terburu-buru memutuskan)
4.      Kurangnya sumber daya (manusia, infrastruktur dan modal)
5.      Kurangnya ‘buy in’ sehingga muncul resistensi untuk berubah dari para karyawan
6.      Kesalahan penghitungan waktu implementasi
7.      Tidak cocoknya software dgn business process
8.      Kurangnya training dan pembelajaran
9.      Cacatnya project design & management
10.  Kurangnya komunikasi
11.  Saran penghematan yang menyesatkan

2.2.4.3 Software ERP

Berikut adalah software ERP yang saat ini beredar, baik yang berlisensi bayar maupun open source
*       Dynamics-Axapta
*       Compiere
*       ORACLE
*       JDE
*       BAAN
*       MFGPro
*       Protean
*       Magic
*       aLTiUs
*       SAP
*       Onesoft
*       IFS
*       ELLIPS
*       AGRESSO
*       INTACS


 

 

 



KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
  1. Sistem Informasi Manajemen dibangun untuk mendukung proses yang berjalan dalam organisasi, dimana tercakup didalamnya antara lain : proses perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian. Secara akurat Sistem Informasi Manajemen harus dapat memberikan informasi mengenai kondisi riil organisasi. Salah satu bagian dari Sistem Informasi Manajemen yang penting adalah Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM), karena sumber daya manusia merupakan aset yang sangat berharga bagi organisasi.
  2. Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan pilar fungsi utama organisasi dalam mendukung pola penentuan strategi dan kebijakan secara terpadu. Keputusan-keputusan sumber daya manusia yang sehat harus didukung oleh informasi mengenai sumber daya manusia yang baik. SISDM merupakan prosedur sistematik untuk mengumpulkan, menyimpan, mengambil dan memvalidasi data oleh organisasi mengenai sumber daya manusia, dan kegiatan-kegiatan personalia. [SIM97]

3.      Perencanaan sumber daya perusahaan, atau sering disingkat ERP dari istilah bahasa Inggrisnya, enterprise resource planning, adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan.